2) Â Membangun sosial grup sebagai pertemanan
3) Â Memberikan penguatan satu sama lain
4) Â Mengakuisisi sekutu
5) Â Menjembatani kesenjangan
Prinsip Hormat
Prinsip kedua yang menjadi tolak ukur perilaku andhap asor yaitu prinsip hormat. Prinsip hormat menunjukkan bahwa seseorang harus bersikap dan berperilaku dengan hormat sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Suseno (1984) mengatakan bahwa tujuan dari ditanamkannya prinsip ini adalah untuk menciptakan kehidupan yang teratur dan tatanan sosial yang baik.Â
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perilaku menghormati dilakukan oleh seseorang yang berusia lebih muda atau berkedudukan lebih rendah pada mereka yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi. Sebaliknya, seseorang yang merasa lebih tua atau tinggi juga harus menunjukkan sikap kasih sayangnya dan tanggung jawab untuk ngopeni (merawat).
Geertz (1983) mengatakan bahwa pendidikan prinsip hormat dalam keluarga Jawa dipelajari melalui tiga sikap, yaitu wedi (takut), isin (malu), dan sungkan. Wedi berarti takut, sebagai salah satu aspek yang ditujukan agar anak menghormati orang yang harusnya dihormati. Isin berarti malu, dimana aspek ini dikembangkan pada anak agar mereka berperan dalam kehidupan sosialnya dengan secara tidak berlebihan.Â
Serta sungkan merupakan bentuk lain dari isin yang lebih positif disertai dengan rasa hormat yang sopan terhadap seseorang yang lebih tua atau sesama yang belum dikenal. Pembiasaan sikap-sikap ini mulai ditanamkan kepada anak sejak dini di lingkungan terkecil dalam kehidupannya, yaitu lingkungan keluarga.
Andhap Asor termasuk Nilai Sosial atau Norma Sosial?
Andhap asor adalah salah satu etika dalam budaya Jawa yang sampai saat ini masih diterapkan. Lalu, andhap asor ini termasuk ke dalam nilai atau norma sosial? Nilai memiliki definisi sebagai suatu gagasan yang muncul dari pengalaman dengan pertimbangan yang mengarahkan pada perilaku tertentu, namun tidak menghakimi benar atau salah (Horton & Hunt, 2004).