Mohon tunggu...
Farahdiba Qn
Farahdiba Qn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa yang sedang berjuang menempuh semester akhir. wish me luck!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Andhap Asor, Etika Jawa yang Mulai Terkikis

12 Desember 2022   08:00 Diperbarui: 12 Desember 2022   08:47 8994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gambaran Andhap Asor di Jawa

Andhap asor diidentikkan dengan sikap dan perilaku hormat. Pendidikan untuk menghormati dalam masyarakat Jawa diajarkan pada anak melalui tiga sikap pembiasaan yaitu wedi, isin, dan sungkan (Suseno, 1999). 

Wedi berarti takut, sebagai salah satu aspek yang ditujukan agar anak menghormati orang yang harusnya dihormati. Isin berarti malu, dimana aspek ini dikembangkan pada anak agar mereka berperan dalam kehidupan sosialnya dengan secara tidak berlebihan. 

Dalam masyarakat Jawa terdapat kritik “Ora nduwe isin” yang artinya tidak tahu malu. Kritik tersebut merupakan sebuah kritikan tajam yang berkembang untuk mendidik anak agar merasa malu. 

Semakin beranjak dewasa, maka anak akan mengenal aspek sungkan, dimana sungkan merupakan bentuk lain dari isin yang lebih positif disertai dengan rasa hormat yang sopan terhadap atasan atau sesama yang belum dikenal. Ketiga aspek ini merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan untuk membentuk sikap hormat.

Geertz (1961) mengatakan bahwa dalam kaidah kehidupan masyarakat Jawa, terdapat dua hal yang dijadikan sebagai prinsip dalam bersikap dan berperilaku yang menunjukkan sikap andhap asor. Kaidah pertama yaitu seseorang hendaknya bersikap dan berperilaku yang tidak menimbulkan konflik. Selanjutnya, kaidah kedua yaitu hendaknya seseorang menunjukkan sikap hormatnya dalam berbicara dan menempatkan diri sesuai dengan derajat dan kedudukannya.

Prinsip Kerukunan

Prinsip kerukunan memiliki tujuan utama untuk menjaga keselarasan dan keharmonisan dalam masyarakat. Rukun diartikan sebagai sebuah keadaan ideal yang baik dalam hubungan sosial serta hubungan dengan individu lain. Rukun digambarkan sebagai keadaan damai, menerima satu sama lain, tenang dan sepakat. Hubungan individu dikatakan sebagai hubungan yang rukun ketika hubungan tersebut selaras dan tidak terdapat keresahan, konflik, serta perselisihan.

Dalam budaya Jawa, pada dasarnya kerukunan merupakan suatu hal yang telah ada dan tersedia dalam masyarakat. Keselarasan dalam masyarakat merupakan keadaan normal layaknya air laut yang diam tanpa angin. Jika dalam suatu masyarakat tidak terdapat kerukunan, maka masyarakat tersebut telah menciptkan keadaan tertentu yang menyebabkan kerukunan hilang, seperti berkonflik, berselisih, dan menyebabkan keresahan.

Sharma (2015) menyebutkan bahwa dalam upaya untuk menciptakan kerukuan, individu dapat melakukan beberapa hal, diantaranya yaitu :

1)   Mengembangkan empati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun