Mohon tunggu...
Farhanah Khalid
Farhanah Khalid Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis untuk kebebasan

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina. Content Marketing di kompas.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat Adat Baduy dalam Pusaran New Media

10 Februari 2020   15:15 Diperbarui: 10 Februari 2020   16:29 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan Desa Kenekes. (Doc. Pribadi)

Perubahan Lingkungan dan Kesehatan

Satu persatu warga Baduy terserang penyakit kulit Frambusia. Di Indonesia, frambusia baru ditemukan di pedalaman Papua dan Lebak. Penyakit ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang sanitasi yang baik. Air sungai yang mereka gunakan telah tercemar. Mereka pun tak diperbolehkan oleh adat menggunakan sabun untuk membersihkan diri. Mereka sudah terbuka terhadap penanganan medis kedokteran, namun kapasitasnya masih terbatas. Obat-obatan dan tindakan medis yang serius harus melewati persetujuan adat untuk memberikan penanganan. Hal ini karena masih minimnya pengetahuan tentang pelayanan kesehatan medis.

Penelitian dari Iskandar (2012) tentang Ekologi Perladangan Orang Baduy di Jawa Barat adalah salah satu pandangan yang cukup komprehensif dalam menggambarkan keterkaitan masyarakat dengan wilayah yang mereka diami (Yenrizal, 2017: 180). 

Namun, semakin terbukanya arus informasi dan komunikasi yang dibawa oleh masuknya media baru ke dalam pola kehidupan mereka, tak menutup kemungkinan menjadi pemicu kuat banyak dari mereka yang akan melepaskan diri dari aturan adat dan memutuskan keluar dari desa mereka. Hal ini sudah terlihat dari segelintir warga desa Kenekes yang keluar dari desa. 

Faktor-faktor kesulitan ekonomi pun dapat menjadi alasan yang sangat mendasar untuk sepenuhnya keluar dari desa dan tanah adat mereka dan bergabung sepenuhnya ke dalam desa global. Tak menutup kemungkinan pula, pimpinan adat perlahan akan semakin melonggarkan aturan adat dari amanat buyut, sehingga menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Tentu semua ini dibawa oleh media baru yang telah menelusup masuk ke desa mereka dari wisatawan yang datang dan interaksi dengan warga sekitar. Sehingga mereka mengenal radio, televisi, telepon seluler, hingga internet.

Sumber Bacaan:

  • Hariyadi. Isu Sosial-Budaya Dan Ekonomi Seputar Fenomena Penjual Madu Warga Suku Baduy Ke Wilayah Dki Jakarta Dan Sekitarnya. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. 10 No. 1 (2019): 57-72. Web. 1 Jan 2020.
  • Moenawar, M Ghozali, dkk. Consciousness Raising Dan Partisipasi Politik Suku Baduy Di Era Digital (Tinjauan Awal). Jurnal Komunikasi Pembangunan. Vol. 17 No. 1 (2019): 69-80. Web. 1 Jan 2020.
  • Yenrizal. Penyebaran Nilai-Nilai Lingkungan di Masyarakat Petani Pedesaan. Jurnal Studi Sosial dan Politik. Vol. 1 No. 2 (2017): 179-193. Web. 1 Jan 2020.
  • Strinati, Dominic. 2016. Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer (Terj.). Yogyakarta: Narasi-Pustaka Promethea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun