Mohon tunggu...
faradila alamri
faradila alamri Mohon Tunggu... -

ketika ku dengar adzan yang ku dengar hanyalah panggilan kiamat ketika kulihat salju yang kulihat hanyalah bulu beterbangan ketika kulihat belakang yang kulihat hanyalah hari perhitunganku -Sitti Rabi'ah Al-adawiyah-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sehari di Sana Setahun di Sini

15 Juli 2016   22:57 Diperbarui: 15 Juli 2016   23:18 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan mereka yang ghaibpun harus kita percayai. Meskipun mereka yang ghaib tak terlihat oleh mata kasar tapi mereka selalu berusaha menampakkan diri dengan wujud apapun itu yang kadang kurang dipahami oleh manusia.

Kakakku baru saja menjadi seorang wisatawan. Ia ingin menelusuri negeri ini dulu mulai dari hal yang sekecil apapun itu yang kadang dianggap mustahil bagi sebagian manusia.

Kakakku mulai bergegas setelah pamit kepadaku dan orang tua kami ia pergi bersama teman-temannya ke suatu tempat. Bagi mereka itu sangat unik dan cukup menantang. Karena tidak semua orang mau melakukan hal yang seperti ini.

Kakakku : sem kalian yakin tempat ini bakalan seru buat dijadiin petualangan yang seruu ?

Sem : yakin donk. Lo nggak liat dari namanya aja udak menarik bangat bagi kita-kita.

Bidin : tenang aja lo nggak usah takut. Kita-kita semua udah bawa berbagai peralatan mulai dari yang realigi sampe yang modern.

Akmal : setelah nanti kita sampe disana tolong untuk jangan melanggar peraturan yang dibuat disana. Ntar kita lagi yang dapat masalahnya.

Mereka bertiga begitu semangatnya di dalam perjalanan tapi tidak dengan kakakku. Walaupun kali ia ragu-ragu didalam hatinya namun ia berusaha untuk tetap rilex.

Setelah menempuh perjelanan yang amat jauh sampailah mereka ketempat tujuannya. Tempat yang unik bagi mereka namun asing bahkan ngeri bagi kita yang baru mengetahuinya.

Sem : yes. Welcome to kota jin wintira!

Kakakku: haah kota jin ? wintira ? yang mana bro ? ini hanya tikungan tajam  lalu jembatan dan sebuah kebun kopi.

Sem : maka lu jangan liat pake mata kasar lo … makhluk ghaib itu nggak akan terlihat oleh mata kasar.

Akmal : lo pade ngomongin apa siih. Eeh Sem itu ada pondokkan. Kesitu aja yuuk sambil tunggu esok hari tiba.

Bidin : koq gue tiba-tiba merinding yaa? Kayak ada sesuatu yang mistis gitu.

Sem : mungkin bagi kita-kita yang nggak bisa ngeliat mereka hanya bisa merasakan kehadiran mereka. Tapi sebenarnya mereka sekarang ada dimana-mana. Bahkan berkeliharan disamping kita. Ok deeh Mal kita ke pondokkan situ. Tapi ingat jangan ucapin kata=kata yang nggak enak didengar yaa …

Kakakku, bidin dan akmal : ok ok ok …

Tibalah kami dipondokkan itu lalu kami menayapa didalamnya. Kamipun disambut oleh pemilik pondokkan tersebut.

Pemilik pondok : kalian anak muda dari mana dan mau kemana ?

Sem : maaf  pak sebelumnya. Bukan kami bermaksud  berbicara langcang tapi kami ingin pergi dan mencari dimanakah uwentira itu.

Pemilik pondok tersenyum dan bertanya kembali : nak, tahukah kalian apakah uwentira itu ?

Kakakku menjawabnya : setahuku itu adalah sebuat kota yang tidak kasat mata.

Pemilik pondok : ya betul itu nak. Ngapa Uwentira. Yang artinya kampung,negri atau kota yang tidak kasat mata. Kalian telah berada disini. Inilah tempat yang kalian cari.

Akmal : tapi tak terlihat tanda-tanda sedikitpun.

Bidin : aku hanya merasakan merinding saja hingga sampai saat ini.

Pemilik pondok : hanya orang-rang yang beruntunglah yang bisa memasuki kota jin dan hanya bagi mereka yang mampu  melihat uwentira itu.

Kakakku : yaah sisa-sia donk. Sem gimana niih nggak seruu aahh. Jauh-jauh kita kesini tapi nggak nemuin apa-apa.

Bidin : pulang yuuk …

Sem : looh koq udah pade nyerah siih …

Kakakku : lo nggak dengar yaa tadi kata bapak itu hanya orang-orang tertentu yang mampu  melihat mereka. Bodoo aahh gua mau pulang skarang.

Akmal: bro lo nggak lihat apa init uh udah malam. Lo kalo mau balik, balik aja sono ntar kalo udah pagi.

Sem : hmmm… okok baik laah sorri kalo kali ini petualanagan kita jnggak seru. Gue minta maaf . tapi kita baliknya besok aja yaa… dan mmm Pak, kami mohon nginap disini untuk sementara waktu. Esok pagi kami akan kembali kekota asal kami.

Pemilik pondok : ya nak. Silahkan. Maaf jika banyak nyamuk dan kurang nyaman.

Bidin : nggak apa-apa koq pak. Yang penting bisa istirahat.

Di tengah-tengah kegelapan kakakku tak bisa tidur. Ia begitu gelisah. Dan kebiasaan kakakku ketika gelisah ia pasti akan duduk sambil mebaca. Setelah ia membaca beberapa ayat suci alquran iamendengar suara-suara seperti pasar. Iapun keluar rumah. Da ketika ia keluar ia tak melihat apa-apa disana. Hanya terdengar suara-suara saja.  Lalu ia mengikuti suara itu hingga masuklah ia kesebuah kota yang begitu indah. Kota itu mengalahkan negeri-negeri besar yang ada di eropa.

Ketika kakakku  keheranan ia berkata : subahanallah kota apakah ini ? begitu indah dan mewah. Sangat makmur dan begitu kaya. Bagaikan negeri yang ditelah diceritakan pada kisah nabi sulaiman.

tiba-tiba seorang pria asing datang dan menyapa kakakku.

Pria asing : hai siapa kau ? apa yang kau lakukan disini ?

Kakakku : aku Badar. Menurutpun tempat apakah ini ?  aku hanya menginap disebuah pondokkan dekat kota ini. Lalu aku mendengar suara yang sangat ramai bagaikan suara di pasar. Lalu aku mengikuti suara itu hingga aku masuk di sebuah kota yang sangat indah ini.

Pria asing : ooh jadi kau anak adam. Kau tau tempat apakah ini ?

Kakakku : apa?

Pria asing : kota jin. Uwentira.

Kakakku : tap… tappiiii aku tadi diluar sana juga melihat uwenitira itu. (sambil terkejut dan masih tidak pecaya) kakakku bertanya kembali, apakah kau jin dikota ini ?

Pria asing itu menjawab pertanyaan kakakku sambil tertawa : haha ia aku salah satu jin disini. Marii ku ajak kau untuk jalan-jalan melihat kotaku ini.

Selagi keasikkan kakakku di dunia nyatanya telah pagi, dan teman-temannyapun kaget karena mereka tak melihat kakakku. Ia menghilang begitu saja tanpa ada jejak sedikitpun. Pemilik pondok itu membantu mereka  untuk mencari teman mereka. Tapi tak ada hasilnya.

Sam khawatir entah apa yang harus ia katakana kepada keluarga sahabatnya itu. Mereka mencari teman mereka hingga masuk dan keluar hutan bersama pemilik pondok itu. Tapi tetap saja tak ketemu.

Mereka berfikir mungkin ia telah kembali lebih awal. Jadi kami memutuskan untuk kembali kekota kami semula. Sampailah kami di kota kami dan kamipun pergi kerumah sahabat kami Badar untuk memasyikan jika ia sudah sampai lebih awal. Tapi ternyata Badar tidak ada. Mereka menunggu hingga malam tiba lalu melakukan pencarian dengan bantuan polisi. Teman-temannya menceritakan awal perjalanan mereka.

Tapi tetap saja para polisi tak menemukan sahabat mereka.

Begitu asyiiknya Badar di negeri itu. Pria asing itu memperlihatkan kemewahan-kemewahan yang berada dinegeri mereka. Mesjid-mesjid mereka terbuat dari emas. Negeri ini bagaikan negeri seribu satu malam.

Pria asing itu juga mengajak kakakku kerumahnya. Rumahnya sangat indah dan mewah. Tibanya mereka di dalam sebuah ruang makan kelaurga kakakku duduk disebuah kursi yang sangat empuk makanan di meja sangat lezat dan begitu nikmatnya. Keluarga dari pria asing itupun datang ke meja makan dan mereka kaget bahwa ada seorang anak adam dirumah mereka.

Sang ayah berkata : wahai anak adam ? tak kah engkau rindukan keluargamu ? siapakah namamu ? dan kenapa engaku bisa masuk kesini ?

Pria asingpun menceritakan awal pertemuan mereka berdua. Dan sang ayah berkata : wahai anak adam makanlah sedikit lalu pulanglah. Engaku sudah seharian berada disini. Aku tidak mau berurusan dengan keluargamu.

Kakakku : tenang pak. Keluargaku adalah keluarga yang baik-baik.

Sang ayah dengan tegasnya ia berkata : jika memang kau berasal dari keluarga yang baik-baik maka pulanglah. Keluargamu merindukanmu dan mencari keberadaanmu.

Pria asing itu berkata : iya ayah nanti akan ku anatar ia hingga kembali ke tempatnya semula. Mari kita makan sedikit.

Setelah makan kakakku sangat berat hati, ia tak ingin meninggalkan kota yang sangat indah ini. Tapi apalah dayanya. Ia harus segera dipulangkan kedunianya.

Setelah pria asing itu mengantar kakakku ke pintu gerbang pria asing itu berkata : diamlah jangan ceritakan dari mana kau masuk dan keluar dan jika mereka masih bertanya apa yang terjadi ceritakanlah. Tapi jangn ceritakan tentang pintu ini.

Kau sahabat baikku dan aku mempercayaimu. Hindari keburukan , hindari kemaksiatan jika ayahku mengizinkan aku akan pergi keduniamu untuk melihat kabarmu. Berhati-hatilah sahabatku. Setelah mereka berpelukkan. Kakakku pergi dan ia menaiki sebuah bis yang berhenti dijembatan ketika ia sampai dirumah banyak perubahan yang terjadi aku terkejut melihat kepulangan kakakku yang sudah setahun ini ia menghilang.

Aku : kakaaaakkkk, ibu ayah kakak sudah pulang. Aku memeluk kakakku  yang kini ku kira ia tlah menikah di kota orang lain. Tapi ternyata setelah  ia menceritakan kisah kepada kami. Lalu kakakku bertanya tanggal berapa sekarang bukankah ulang tahunku sebentar lagi ?

Aku menjawab : kak ulang tahunmu sudah lewat. Ini sudah 2014 bukan 2013. Ini sudah bulan mei. Bukan bulan april.

Sambil terheran kakakku melihat kalender ditembok dan ia langsung memeluk ibu dan ayahku sambil menangis dan bersyukur ia masih kembali ke dunianya. Dunia nyatanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun