Mohon tunggu...
faradila alamri
faradila alamri Mohon Tunggu... -

ketika ku dengar adzan yang ku dengar hanyalah panggilan kiamat ketika kulihat salju yang kulihat hanyalah bulu beterbangan ketika kulihat belakang yang kulihat hanyalah hari perhitunganku -Sitti Rabi'ah Al-adawiyah-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sehari di Sana Setahun di Sini

15 Juli 2016   22:57 Diperbarui: 15 Juli 2016   23:18 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sam khawatir entah apa yang harus ia katakana kepada keluarga sahabatnya itu. Mereka mencari teman mereka hingga masuk dan keluar hutan bersama pemilik pondok itu. Tapi tetap saja tak ketemu.

Mereka berfikir mungkin ia telah kembali lebih awal. Jadi kami memutuskan untuk kembali kekota kami semula. Sampailah kami di kota kami dan kamipun pergi kerumah sahabat kami Badar untuk memasyikan jika ia sudah sampai lebih awal. Tapi ternyata Badar tidak ada. Mereka menunggu hingga malam tiba lalu melakukan pencarian dengan bantuan polisi. Teman-temannya menceritakan awal perjalanan mereka.

Tapi tetap saja para polisi tak menemukan sahabat mereka.

Begitu asyiiknya Badar di negeri itu. Pria asing itu memperlihatkan kemewahan-kemewahan yang berada dinegeri mereka. Mesjid-mesjid mereka terbuat dari emas. Negeri ini bagaikan negeri seribu satu malam.

Pria asing itu juga mengajak kakakku kerumahnya. Rumahnya sangat indah dan mewah. Tibanya mereka di dalam sebuah ruang makan kelaurga kakakku duduk disebuah kursi yang sangat empuk makanan di meja sangat lezat dan begitu nikmatnya. Keluarga dari pria asing itupun datang ke meja makan dan mereka kaget bahwa ada seorang anak adam dirumah mereka.

Sang ayah berkata : wahai anak adam ? tak kah engkau rindukan keluargamu ? siapakah namamu ? dan kenapa engaku bisa masuk kesini ?

Pria asingpun menceritakan awal pertemuan mereka berdua. Dan sang ayah berkata : wahai anak adam makanlah sedikit lalu pulanglah. Engaku sudah seharian berada disini. Aku tidak mau berurusan dengan keluargamu.

Kakakku : tenang pak. Keluargaku adalah keluarga yang baik-baik.

Sang ayah dengan tegasnya ia berkata : jika memang kau berasal dari keluarga yang baik-baik maka pulanglah. Keluargamu merindukanmu dan mencari keberadaanmu.

Pria asing itu berkata : iya ayah nanti akan ku anatar ia hingga kembali ke tempatnya semula. Mari kita makan sedikit.

Setelah makan kakakku sangat berat hati, ia tak ingin meninggalkan kota yang sangat indah ini. Tapi apalah dayanya. Ia harus segera dipulangkan kedunianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun