"Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan, Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan hendaklah kamu menyembahku, inilah jalan yang lurus."Â
"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka maha suci Allah yang mempunyai Arsy dari apa yang mereka sifatkan."
Agama yang diturunkan Allah melalui para nabi seluruhnya mengajarkan tauhid (monoteisme), namun demikian ajaran agama yang lahir di bumi mengajarkan keyakinan yang berbeda (non tauhid) seperti animisme, dinamisme, politeisme dan ateisme. Ajaran-ajaran non tauhid tersebut adalah mitos-mitos hasil dari tahayul dan khurafat.Â
Menjalankan keyakinan tauhid dalam pergaulan kehidupan yang heterogen seperti di Indonesia membutuhkan sikap dan pemahaman yang luas dan moderat. Sehingga dapat membedakan antara sikap inklusif dan eksklusif dalam beragama.Â
Inklusivisme mengangap agama selain agama yang dipeluknya terdapat kebenaran walaupun tidak sepenuhnya benar. sifat inklusif (al-infitah) tercermin dalam sikap sosial, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan eksklusivisme menganggap bahwa ajarannya yang paling benar sedangkan ajaran selain yang dia anut adalah sesat. Sifat ekslusif (al-inghilaq) ini tercermin dalam masalah terutama aqidah dan ibadah.Â
Tantangan dalam menjalankan keyakinan tauhid dalam kehidupan bermasyarakat antara lain sebagai berikut :