Mohon tunggu...
Farabi Muhammad Khalil
Farabi Muhammad Khalil Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka (UHAMKA)

Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang menerima informasi yg baik, informasi yang baik didapatkan oleh pemberi informasi yang baik. Cita-cita saya menjadi reporter yang baik lulusan Uhamka. Jadikan Agama sebagai prioritas utama dalam menjejakkan kaki di atas bumi Allah. @farabimkhalil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Aqidah dan Mitos, serta Tantangan Dalam Menjalankan Tauhid

25 Mei 2021   11:23 Diperbarui: 3 Juni 2021   15:10 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu itu Pengetahuan tentang Kebenaran berdasarkan Dalil (Al-Quran dan As-Sunnah). -Ibnul Qoyyim

Aqidah dalam bahasa arab berarti ikatan. Secara istilah, aqidah berari keyakinan atau kepercayaan. Seseorang yang memiliki aqidah berarti memiliki ikatan dan terikat dengan apa yang diyakini.

Aqidah sebagai disiplin Ilmu mempelajari tentang kebenaran yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul, memikirkan tentang peringatan-peringatannya yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Mempelajari Aqidah sangat penting untuk mendekatkan diri kepada Allah serta dalam meningkatkan keimanan dan membina mental yang tangguh. Aqidah memiliki ruang lingkup antara lain: ilahiyyat, nubuwwat, ruhaniyyat dan sam'iyyat. 

Aqidah berbeda dengan mitos. Aqidah bersumber dan berdasarkan bukti-bukti dari firman Allah yang disampaikan para nabi serta hasil dari mukjizat dan kisah historis para nabi dan dapat diklarifikasi sumber kebenarannya, baik secara aqliyyah maupun naqliyyah. 

Akal dan bukti Ilmiah sebagai penjelas hal-hal yang tidak diketahui akal dan belum ditemukan bukti ilmiahnya cukup dengan mengimaninya saja. Karena Iman adalah jawaban dari keterbatasan akal manusia.

Sedangkan Mitos tidak berdasarkan bukti yang dapat diklarifikasi sumber kebenarannya. Mitos bersumber dari tahayul, khurafat dan bid'ah.

Syirik merupakan tanda gagal berfikir. Menduakan Tuhan dengan apa pun adalah dosa pangkal kesengsaraan dan merupakan dosa besar. Sengsara karena menyandarkan diri pada yang tidak berdaya dan tidak kuasa. Dosa besar karena Allah telah banyak menyebutkan dalam firmannya di dalam Al-Quran.  

"Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Fitrah tauhid telah tertanam pada setiap jiwa-jiwa yang lahir ke dunia. Tauhid adalah fitrah manusia yang dituntun. Untuk menuntun fitrah manusia ini, Allah mengenalkan diri-Nya melalui utusan-utusan (Nabi dan Rasul) ke tengah-tengah manusia. Setiap Nabi yang diutus diperintah untuk mengajak umatnya kepada Tauhid. 

Nabi Ibrahim muda telah berfikir mengikuti fitrah Tauhidnya. Ia tidak percaya dengan tahayul, khurafat serta mitos-mitos yang dianut oleh masyarakat sekitarnya yang melakukan kesyirikan dengan menyembah berhala. Kesyirikan-kesyirikan yang dianut oleh mesyarakat disekitar Nabi Ibrahim itu merupakan kebodohan yang jauh dari fitrah asli manusia dan merupakan tanda mereka tidak mampu berfikir walaupun sudah diperingatkan oleh Allah melalui Nabi Ibrahim. 

"Dan mereka berkata, sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala." (Q.S. Al-Mulk: 10)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun