Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Besik, Bedug, Ponggol: Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata

18 Mei 2020   19:25 Diperbarui: 19 Mei 2020   16:05 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sajian ponggol | dokpri

Besik dan pukul bedug juga dilakukan secara sukarela jika memang tidak ada personel yang mengerjakannya. Masyarakat bersemangat dalam menyambut bulan ramadan, karena mereka meyakini bahwasanya bulan tersebut penuh berkah rahmat dan ampunan.

Bagaimana dengan Beijing?
Tradisi muslim di Beijing awal mula berkembang pada khalifah Ustman Bin Affan hingga Islam menjadi agama terbesar kedua kala itu. Menjelang ramadan, lingkungan masyarakat muslim setempat juga mengadakan hal serupa seperti di Indonesia.

Pada hari raya idul fitri, Muslim Beijing berkunjung ke makam saudara, membersihkan serta mendo'akannya. Seusai melaksanakan bersih-bersih makam, mereka menggelar acara makan bersama keluarga di area yang cukup luas.

Uniknya, mereka juga membakar Hio seperti tradisi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Kebiasaan ini juga dilakukan ketika melakukan prosesi jenazah yang meninggal. Mereka membakar Hio keliling ke jenazah yang berada di dalam keranda.

Desa mawa cara, negara mawa tata berarti bahwa masing-masing daerah, bahkan lintas negara memiliki adat istiadat yang dijunjung tinggi dan pastinya berbeda-beda. Tradisi jelang ramadan dan idul fitri yang beraneka rupa ini, semoga menambah wawasan kita, betapa bahagianya menjadi bagian dari Indonesia.

Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun