Ironisnya, perbedaan waktu ini jarang dipahami bersama. Sebagai contoh misalkan di benua Afrika yang perbedaannya waktunya sangat mencolok dibandingkan dengan benua Asia. Apa yang dilakukan oleh teman kami dengan menelepon keluarganya sekian jam lamanya tersebut sangat mengganggu kekhusuan beribadah rekan-rekan dari negara lainnya. Menjunjung adat di negara yang kita tempati haruslah dijunjung tinggi, agar kita dapat terus berlangsung hidup dan menjalin komunikasi di dalamnya.
Beda lagi dari beberapa negara di benua Asia yang kebanyakan dari mereka hobi untuk bercerita. Bercerita sangat cepat dengan bahasanya masing-masing (tidak menggunakan Bahasa Inggris) cukup mengganggu dalam rangkaian ibadah puasa kita.
Cobaan terberat selanjutnya adalah ketika harus keluar dari tempat tinggal kita, karena pemandangan diluar yang tidak biasa karena harus menjaga pandangan. Kondisi musim panas tidaklah semudah yang kita bayangkan, sesuatu yang tidak pernah terjadi di Indonesia dan dilarang, justru menjadi hal yang biasa dan tidak dilarang.
Saya mengamati secara detail bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya memiliki sifat sabar dan pengendalian diri cukup baik, dimanapun dan kapanpun. Jarang sekali saya menemui WNI yang berkonflik dengan negara lain karena hal yang tidak perlu dan tidak esensial.
Sebagai penutup, saya mengutip peribahasa "Lain lading lain belalang, lain lubuk lain ikannya" yang mana aturan setiap daerah berbeda dengan aturan daerah lainnya. Jika konsep ini saya tarik dalam pergaulan internasional, maka peribahasa ini masih sangat relevan untuk memahami oranglain tanpa ada rasa marah, dan mejaga diri dan puasa kita agar terus bersabar. Bagaimanapun juga sistem online adalah salah satu solusi terbaik saat ini.
Dari berbagai hal di atas, saya banyak belajar bersabar dari rekan sejawat berbagai negara di dunia. Sesulit apapun Ramadhan yang kita alami ditengah kondisi pandemi ini, harus kita yakini bahwa pahalanya akan lebih besar dibandingkan Ramadhan di tahun sebelumnya. Wallahu A'lam Bishawab.
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References 1 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H