Wanita masa kini harus dapat menyeimbangkan diri antara karier, keluarga dan waktu untuk dirinya sendiri. Selain harus mandiri, dia juga harus bisa dalam segala hal, misalnya membantu mencari nafkah untuk keluarga.
Wajib membantu aktivitas ibu di rumah
Memasak, membersihkan rumah yang kotor, dan segala jenis pekerjaan lainnya merupakan ciri khas wanita zaman dulu, semua harus dilakukan bersama dengan ibunya dalam rangka mempersiapkan bekal sebelum menikah.
Sementara wanita masa kini selain wajib membantu aktivitas ibu di rumah, juga harus memiliki skill khusus di luar kewajiban membantu aktivitas sang ibu di rumah untuk bekal kehidupan di masa mendatang, agar tidak tenggelam di era yang semakin berkembang dan membutuhkan tuntutan tinggi dalam pekerjaan.
Lihatlah sebagai contoh seperti ibu Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang memiliki skill khusus di bidang ekonomi dan merupakan sosok yang sangat berpengaruh di bidang perekonomian dunia.
Menjadi Menteri Keuangan terbaik se-Asia dan wanita berpengaruh di dunia versi majalah forbes tahun 2008 di urutan ke 23.
Urusan suami menjadi hak penuh suami, tanpa campur tangan istri
Wanita wajib mendukung keputusan suami salah ataupun benar. Tugas wanita dianggap hanya tahu tentang dapur, mengurus anak dan rumah tangga.
Wanita saat ini banyak yang menjadi "kepala rumah tangga", terkadang sampai keputusan, urusan pekerjaan dsb juga harus berdiskusi dengan istrinya terlebih dahulu.
Bahkan terkadang lebih unggul dari suaminya, sehingga harus menghargai suaminya agar harga dirinya tidak jatuh.
Wanita harus mau apabila dijodohkan
Demi menjaga nama baik keluarga besarnya, wanita harus mau dijodohkan. Perjodohan ini bertujuan untuk menjaga hubungan kekerabatan, bahkan sampai dengan hubungan bisnis agar tetap lancar.
Wanita masa kini, lebih memilih pasangan hidup yang benar-benar sesuai dengan dirinya, dan tanpa ada paksaan dari keluarga. Meskipun saat ini ada sebagian kecil yang masih mengadopsi cara-cara lama.
Tidak tahu salah ataupun benar, wajib menurut pada suami
Keputusan seorang suami berlaku bulat dan tidak dapat di protes. Semua wanita kala itu harus menurut kepada suami meskipun itu menyakiti hatinya.