Dampak dari nepotisme juga tidak hanya di rasakan oleh organisasi yang bersangkutan, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan terkikis, sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan pun akan menurun.
Nepotisme dikatakan sebagai masalah serius karena melanggar prinsip keadilan, mengancam demokrasi, dan menghambat pembangunan. Nepotisme juga dapat terjadi karena beberapa alasan, di antaranya :
1. Hubungan Keluarga : ikatan keluarga yang mendorong seseorang untuk membantu kerabatnya.
2. Pengaruh Kekuasaan : orang yang memiliki kekuasaan dapat memanfaatkan posisinya untuk memberikan keuntungan kepada keluarganya
3. Kepercayaan : seseorang mungkin lebih percaya pada keluarga atau kerabatnya dibandingkan orang lain.
Contoh : Nepotisme putra dari presiden Joko Widodo (Jokowi), yaitu Gibran Rakabuming Raka yang maju sebagai salah satu wakil presiden Indonesia (Wapres). Sebagaimana yang telah di katakan di atas bahwa nepotisme di artikan sebagai perilaku atau tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.
KESIMPULANÂ
Korupsi, kolusi, dan nepotisme telah menjadi masalah kronis yang mengakar dalam sistem pemerintahan dan masyarakat Indonesia. KKN bukan hanya tindakan individu, tetapi merupakan masalah sistematis yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pejabat pemerintah, pengusaha, hingga masyarakat biasa. Maka dari itu diperlukan penegakan hukum yang tegas dan upaya yang sistematis serta berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H