Poin pertama dalam riwayat tersebut dikatakan apabila ada seseorang yang hanya berniat untuk melakukan kebaikan namun, tidak dapat mengerjakannya, Allah mencatat niat tersebut sebagai satu kebaikan yang sempurna, sehingga niat yang tak dapat dikerjakan itu mendapat ganjaran dari Allah.Â
Sebaliknya poin kedua menjelaskan berniat pada kebaikan serta turut melakukannya maka Allah bukan hanya menulisnya sebagai satu kebaikan melainkan Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingaa 700 kali lipat atau bahkan dengan kelipatan yang lebih banyak artinya Allah akan melipatgandakan pahala dari seseorang yang telah berniat baik serta melakukan niatnya tersebut.
Berbeda dari poin yang telah disebutkan, poin ketiga ini perihal niat jahat atau buruk, dikatakan bahwa seseorang yang berniat buruk namun, tidak melakukannya maka Allah akan mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna,
Sebaliknya apabila ada seseorang yang berniat jahat kemudian mengerjakan perbuatan jahat tersebut atas dasar niat yang telah ditetapkannya, Allah hanya menulis itu sebagai satu keburukan saja.
Contoh simple dalam kehidupan sehari-hari yaitu, ketika kita mungkin disakiti oleh seseorang berupa perlakuan kasar atau perkataan kasar dari orang tersebut, mungkin kita akan merasa kesal atau jengkel, lalu terbitlah niat untuk melakukan kejahatan yang sama
Tapi, berselang kejadian itu niat jahat itu goyah karena iman dan ihsan dari Allah maka niat jahat itu sirna digantikan dengan sikap ikhlas dan yakin seseorang itu pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah.
Sebaliknya apabila ada niat baik namun belum Allah kehendaki, maka ingatlah Allah akan membalas niat baik itu sebagai kebaikan yang sempurna juga.
Masya Allah...
Sungguh, Allah Maha Pemurah bagaimana tidak, seseorang yang hanya berniat kejahatan namun tidak dilakukan saja sudah dianggap sebagai satu kebaikan, walau kita tahu niat jahat itu tidak baik namun Allah masih memberikan hamba-Nya nikmat berupa pahala baik.Â
Bahkan, seseorang yang berniat dan melakukan kejahatan hanya dicatat sebagai satu keburukan saja, padahal apabila Allah tidak Maha Pemurah, bisa saja Allah mencatat niat serta perbuatan buruk itu sebagai keburukan yang berkali lipat.
Walaupun Allah akan membalas kejahatan tersebut hanya dengan satu keburukan, kita tidak boleh menyepelekannya dan menganggap Allah akan mengampuninya lagi, kita harus sadar diri terhadap perbuatan yang telah dilakukan. Allah tidak akan segan memberikan teguran kepada hamba-Nya berupa ujian untuk memperbaiki diri kita.