Di era digital seperti saat ini, belanja online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tapi, ada satu fenomena menarik yang belakangan ini marak diperbincangkan, khususnya di kalangan wanita: "wanita tidak bercerita, tiba-tiba pembayaran berhasil". Fenomena ini mengindikasikan bahwa banyak dari kita melakukan pembelian impulsif tanpa ada cerita atau penjelasan sebelumnya. Nah, apa sih sebenarnya yang terjadi di balik perilaku ini? Apakah bisa dikaitkan dengan yang namanya doom spending? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah istilah yang menggambarkan perilaku belanja yang dilakukan sebagai bentuk pelarian dari masalah emosional atau stres. Sederhananya, saat kita merasa tertekan, mungkin kita akan lebih cenderung untuk berbelanja tanpa berpikir panjang. Pembelanjaan ini bisa jadi memberikan kepuasan sementara, tapi sering kali berujung pada penyesalan ketika tagihan datang atau saat kita menyadari dampaknya terhadap keuangan.
Fenomena doom spending ini banyak terjadi saat kondisi mental kita sedang tidak stabil. Misalnya, setelah menghadapi kegagalan dalam pekerjaan, hubungan, atau situasi sulit lainnya, belanja bisa menjadi cara untuk "merasa lebih baik" secara instan. Namun, seperti yang mungkin kita ketahui, perasaan bahagia yang didapat dari belanja itu cenderung bersifat sementara.
Dalam konteks wanita yang "tiba-tiba melakukan pembayaran", ada kemungkinan bahwa mereka terjebak dalam lingkaran doom spending. Tanpa menceritakan alasannya, mungkin mereka merasa cemas, stres, atau bahkan kesepian, yang mendorong mereka untuk berbelanja sebagai cara mengatasi perasaan tersebut.
Mengapa Fenomena Ini Marak Terjadi?
Ada beberapa faktor yang membuat fenomena ini semakin marak. Pertama, kemudahan akses untuk berbelanja online. Dengan hanya beberapa klik, semua barang impian bisa segera sampai di depan pintu. Ini membuat kita cenderung berbelanja impulsif tanpa berpikir panjang. Dan, karena banyaknya diskon dan promo yang ditawarkan, rasanya sayang banget kalau tidak memanfaatkan momen tersebut.
Kedua, pengaruh media sosial yang semakin kuat. Banyak wanita merasa tertekan untuk memenuhi standar tertentu yang ditetapkan oleh influencer atau teman-teman di media sosial. Ketika melihat teman-teman memamerkan barang-barang baru atau liburan yang seru, sering kali timbul dorongan untuk ikut-ikutan, meskipun kondisi keuangan tidak mendukung.
Ketiga, masalah komunikasi. Banyak wanita mungkin merasa tidak nyaman untuk membagikan perasaan atau masalah yang dihadapi. Akibatnya, mereka memilih untuk tidak bercerita dan mengalihkannya dengan berbelanja. Fenomena "tiba-tiba pembayaran berhasil" ini menjadi bentuk penghindaran dari masalah yang ada.
Keterkaitan antara Doom Spending dan Fenomena Ini
Lalu, bagaimana sih, kedua fenomena ini bisa saling berkaitan? Ketika seorang wanita memilih untuk tidak bercerita tentang apa yang dia rasakan, kemungkinan besar ia sedang menghadapi sesuatu yang tidak ingin diungkapkan. Dalam keadaan tersebut, belanja bisa menjadi jalan keluar untuk meredakan perasaan tidak nyaman itu.
Perilaku belanja impulsif ini sering kali tidak disadari, dan bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan. Dalam jangka pendek, mungkin merasa senang dengan pembelian yang dilakukan, tetapi dalam jangka panjang, ini dapat mengganggu stabilitas keuangan dan mental. Jadi, saat pembelian "tiba-tiba" tersebut dilakukan, sebenarnya itu adalah refleksi dari keadaan emosional yang tidak terkelola.