Ketiga, menganalisis kebutuhan konsumen. Konsumen yang membeli otak-otak ikan biasanya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan pangan. Hal ini karena otak-otak ikan memiliki nilai gizi yang tinggi untuk dijadikan produk pangan. Menurut Damayanti et al.(2017) otak-otak ikan kembung yang ditambah dengan buah lamun menghasilkan karbohidrat 17.52%, protein 6,36%. lemak 0.47%. Menurut Putra et al (2015) yang menggunakan ikan kurisi dengan penambahan karagenan dapat menghasilkan otak-otak ikan dengan kadar protein 12,59%.
Keempat, menganalisis segmentasi pasar untuk mengelompokkan pembeli di pasar. Pembeli otak-otak ikan dapat dikelompokkan menjadi ibu rumah tangga, kemudian konsumen yang aktif seperti orang tua yang bekerja lebih menyukai produk pangan yang praktis dalam penyajiannya dan tetap memiliki nilai gizi yang tinggi, dan kalangan muda yang menjadikan otak-otak ikan sebagai camilan.Â
Karena konsumen otak-otak ikan memiliki range umur yang beragam dan luas, penjualan otak-otak ikan dapat dilakukan diberbagai tempat seperti pasar tradisional, supermarket, bisnis street food hingga rumah makan.
Kelima, kegiatan promosi atau pemasaran. Rencana kegiatan promosi yang juga merupakan hal yang tidak kalah penting untuk dipersiapkan sebelum melakukan usaha otak-otak ikan. Kegiatan promosi dapat dilakukan dari mulut ke mulut dengan menawarkan produk ke teman atau orang sekitar. Selain itu, promosi dan pemasaran juga dapat memanfaatkan sosial media seperti facebook atau instagram dan berbagai e-commerce yang ada.
Itulah langkah yang perlu dilakukan sebelum melakukan usaha otak-otak ataupun usaha kuliner lainnya agar usaha tetap berjalan dalam waktu yang lama. Jangan lupa untuk tetap konsisten dan semangat!
Daftar pustaka
Damayati, D.S., Jastam, M. S., dan N.A. Faried. 2017. Analisis Kandungan Otak-Otak Ikan Kembung (Rastrelliger Brachyoma) Subtitusi Buah Lamun (Enhalus Acoroides) Sebagai Alternatif Perbaikan Gizi di Masyarakat. Al-Sihah : Public Health Science Journal Vol 9(1) : 19-30.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H