Mohon tunggu...
Farhan Abdul Majiid
Farhan Abdul Majiid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Alumnus Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia | Alumnus SMA Pesantren Unggul Al Bayan | Penikmat Isu Ekonomi Politik Internasional, Lingkungan Hidup, dan Kajian Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bonus Demografi dan Generasi Sandwich

8 Januari 2017   12:30 Diperbarui: 8 Januari 2017   12:35 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi generasi sandwich yang hidup di antara kedua kebutuhan ini, tentu menjadi sangat berat. Produktivitas mereka pun selama ini kurang bisa maksimal akibat kemacetan yang membuat mereka harus menghabiskan waktu lama di jalan. Di sisi lain, kebutuhan seperti BBM, sembako, dan perumahan terus meningkat setiap tahun. Padahal, gaji yang diterima, bila bukan karyawan yang memiliki gaji tetap dan jabatan yang tinggi, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 Kini, Indonesia sedang mengalami masa bonus demografi yang tentunya juga akan meningkatkan jumlah orang-orang yang berada di generasi sandwich. Bila generasi sandwich ini tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik, tentu akan berakibat fatal bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan orang-orang yang berada dalam tanggungannya. Tentu, kita berharap pemerintah dapat memperbaiki kondisi pendidikan dan kesehatan agar lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitasnya.

Pada akhirnya, bonus demografi ini tetap menjadi tantangan bagi kita, terutama yang mejadi bagian dari generasi sandwich. Agar tidak lagi berada pada dua tekanan dari generasi atas dan bawah, tentu perlu ada perbaikan dalam pengelolaan keuangan, seperti mengikuti asuransi dan jaminan hari tua agar tak menjadi beban bagi generasi berikutnya. Meski saya cukup yakin, karena istilah ini pun tak begitu populer di sini, orang-orang yang berada pada generasi sandwich dapat melaluinya dengan baik. Dan saya berharap, istilah 'generasi sandwich' dapat tempat lebih banyak di dalam berbagai diskuis keseharian kita.


Bacaan lebih lanjut: 1, 2, 3, 4 dan 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun