Amerika Serikat baru saja menyelenggarakan pemilihan umumnya pada hari Selasa waktu setempat atau Rabu waktu Indonesia ini.
Pemilihan ini menjadi perhatian bersama masyarakat dunia, tidak saja karena Amerika adalah superpower saat ini, tetapi karena kedua calon yang bertarung memiliki kontradiksi yang signifikan.
Terjadi kejutan yang tidak terprediksi selama ini, Trump memenangkan pertarungan ini dengan kemenangan yang cukup tipis.
Tidak terprediksi
Prediksi yang selama ini dilakukan oleh para ahli memenangkan Hillary Clinton, dengan jarak kemenangan yang cukup meyakinkan. Hal ini dapat terlihat pada debat kandidat yang sudah dilaksanakan sebelum hari pemilihan, Hillary dapat menjawab berbagai pertanyaan dengan lebih meyakinkan daripada Trump.
Dalam kampanye pun Hillary terlihat lebih percaya diri dalam memenangkan pemilihan ini. Bahkan, Presiden Obama juga berulang kali mempromosikan Hillary sebagai pilihan yang tepat daripada Trump.
Kemudian pada saat pemilihan umum hari ini, semua prediksi itu terbantahkan dengan sangat mengejutkan.
Hasil penghitungan suara electoral college justru memenangkan Trump dengan perolehan 278 dari ambang batas 270 suara (sampai dengan tulisan ini ditulis). Kemenangan yang tipis namun sangat menyakitkan bagi kubu Hillary.
Pemilihan umum Amerika Serikat menggunakan sistem pemilihan “electoral college”, yakni konstituen menggunakan hak pilihnya untuk memilih calon yang akan diajukan oleh setiap negara bagian.
Setiap negara bagian memiliki jumlah suara yang berbeda, tergantung dengan jumlah penduduknya. Misalnya, negara bagian California dengan penduduk terbanyak memiliki 55 suara elektoral sedangkan negara bagian dengan penduduk sedikit seperti Wyoming dan Alaska hanya memiliki 3 suara elektoral. Sehingga, terdapat beberapa negara bagian yang menjadi kunci kemenangan, seperti California, Florida, dan Ohio.