Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Skill dan Jam Terbang Tinggi tapi Kenapa Kalah Saing?

25 Januari 2025   14:15 Diperbarui: 27 Januari 2025   07:44 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkakas cukur | ADRYAN YOGA PARAMADWYA/KOMPAS

Tukang cukur tradisional sering kali kalah bersaing padahal memiliki keterampilan tinggi, pengalaman bertahun-tahun, dan harga yang lebih terjangkau

Fenomena yang tidak dapat disangkal. Barbershop modern dengan konsep yang lebih kekinian dan layanan premium sering kali menarik perhatian kaum muda, terutama di kota-kota besar. 

Mereka menawarkan pengalaman mencukur yang berbeda, seperti interior yang estetis, musik yang asik, layanan seperti hair spa, bahkan kopi gratis.

Di sisi lain, tukang cukur tradisional sering kali kalah bersaing karena kurangnya inovasi dalam layanan dan branding.

Padahal, banyak tukang cukur tradisional memiliki keterampilan tinggi, pengalaman bertahun-tahun, dan harga yang lebih terjangkau.

Penyebab Kalah Saing

Beberapa hal penyebab tukang cukur tradisional kalah saing dengan barbershop modern. Di antaranya adalah:

1. Kurangnya Branding dan Promosi

Tukang cukur tradisional jarang mempromosikan usahanya secara aktif. Sementara barbershop modern punya branding kuat, logo keren, nama unik, dan promosi gencar lewat media sosial.

2. Tampilan Tempat yang Kurang Menarik

Tempat cukur tradisional sering terlihat sederhana atau kurang dirawat. Sebaliknya, barbershop modern didesain sedemikian rupa agar terlihat nyaman, estetik, dan kekinian, menarik pelanggan untuk datang.

3. Minimnya Inovasi Layanan

Tukang cukur tradisional biasanya hanya fokus pada potong rambut, tanpa menambahkan layanan tambahan seperti hair spa, cuci rambut, atau gaya rambut modern. Barbershop modern justru menawarkan pengalaman lengkap.

4. Perubahan Gaya Hidup dan Selera

Anak muda sekarang lebih tertarik pada gaya rambut kekinian atau yang mengikuti tren. Barbershop modern punya tukang cukur yang dilatih khusus untuk menyesuaikan gaya rambut dengan tren tersebut.

Cara agar tidak kalah bersaing

Sebetulnya tukang cukur tradisional tidak akan kalah telak dari barbershop modern dan bisa bertahan, dengan beberapa cara:

1. Mengadopsi Elemen Modern

Mereka bisa menambahkan sentuhan modern, seperti memperbaiki tampilan tempat usahanya agar lebih menarik, tapi tetap mempertahankan nuansa tradisional. Misalnya, memperbarui kursi cukur, menyediakan AC, atau menciptakan suasana nostalgia yang khas.

2. Promosi di Media Sosial

Banyak orang sekarang mencari jasa lewat media sosial. Tukang cukur tradisional bisa memanfaatkan platform seperti Instagram atau Facebook untuk menunjukkan hasil kerja mereka, testimoni pelanggan, atau cerita unik dari tempat mereka.

3. Peningkatan Layanan

Menambahkan layanan sederhana seperti cuci rambut, pijat kepala, atau produk perawatan rambut yang murah bisa menjadi nilai tambah.

4. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal

Mereka bisa bermitra dengan komunitas atau acara lokal untuk memperkenalkan diri, misalnya menawarkan layanan cukur gratis di acara tertentu sebagai bentuk promosi.

5. Edukasi Pelanggan tentang Keahlian Mereka

Tukang cukur tradisional sering punya pengalaman yang luar biasa. Mereka bisa berbagi cerita atau menunjukkan keahlian mereka kepada pelanggan, sehingga orang lebih percaya pada kualitas mereka dibanding barbershop modern.

Tukang cukur tradisional tidak perlu bersaing langsung, tapi justru menonjolkan apa yang khas dari jasa mereka. 

Langkah Kreatif Meski Kurang Modal

Tetapi bagaimana bila tukang cukur tradisional kekurangan modal? Berikut beberapa langkah sederhana dan kreatif untuk tetap bertahan dan berkembang:

1. Mencari Pendanaan Alternatif

Mereka bisa mencoba mengajukan bantuan modal dari lembaga keuangan mikro atau koperasi setempat yang memberikan pinjaman dengan bunga ringan. Pemerintah atau organisasi tertentu juga sering memberikan bantuan usaha kecil.

2. Menyederhanakan Inovasi

Tidak semua perubahan butuh modal besar. Contohnya, mengecat ulang tempat usaha dengan warna cerah, memasang pencahayaan yang lebih baik, atau hanya menambahkan kipas angin supaya pelanggan lebih nyaman.

3. Kolaborasi dengan Pelanggan Setia

Tukang cukur tradisional biasanya punya pelanggan setia. Mereka bisa menawarkan diskon atau paket hemat bagi pelanggan yang mau membantu mempromosikan tempat mereka, misalnya lewat rekomendasi atau media sosial.

4. Sistem Pra-Bayar atau Langganan

Mengajak pelanggan setia untuk membeli paket langganan dengan harga lebih murah. Ini membantu mendapatkan modal di awal untuk meningkatkan usaha.

5. Mengoptimalkan Barang yang Ada

Alih-alih membeli barang baru, mereka bisa memperbaiki peralatan lama atau mencari perlengkapan bekas yang masih bagus dengan harga murah.

6. Manfaatkan Dukungan Komunitas Lokal

Tukang cukur bisa meminta dukungan dari komunitas setempat. Orang sering bersedia membantu usaha lokal yang jujur dan memiliki nilai sejarah.

7. Pelayanan di Rumah Pelanggan

Kalau modal untuk memperbaiki tempat usaha sulit, mereka bisa menawarkan layanan cukur panggilan ke rumah pelanggan dengan tarif sedikit lebih tinggi.

Dengan memulai dari langkah kecil, mereka bisa meningkatkan usaha sedikit demi sedikit. Di sini pentingnya kombinasi antara perubahan gaya hidup, ekspektasi pelanggan, dan cara mereka menjalankan bisnis.

Jadi, masalah utamanya adalah soal adaptasi. Tukang cukur tradisional perlu menonjolkan keunikan mereka sambil berusaha mengikuti perubahan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun