Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jangan Jodohkan Aku (4-Tamat)

2 November 2024   22:27 Diperbarui: 6 November 2024   22:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: us.idyilic.app

Pelayan itu mmepersilahkan aku ke ruang makan karena keluarga majikannya telah menungguku untuk makan malam. Aku mengangguk, mengikuti langkah perempuan tua dengan cawan lilin dalam genggamannya menuju ruangan makan.

Kami menyusuri koridor menuju ruang makan, yang jaraknya cukup jauh. Tampaknya rumah ini tak bisa disebut rumah, lebih mirip kastil tua seperti kastil milik keluarga Sony. Namun minimnya penerangan membuat suasananya terkesan angker.

Menyusuri tangga besi berkelok menuju ruangan bawah, suasana tetap redup meski kulihat beberapa lampu hias menyala. Sepanjang langkahku, banyak bersua dengan pelayan berwajah pucat. Mereka menatapku secara sembunyi-sembunyi. Benakku berpikir bahwa hal itu wajar, sebab aku adalah sosok baru di tempat itu.

*****

Suasana ruang makan tampak temaram. Beragam makanan yang tampak lezat terhidang di sana. Perutku yang sudah kosong sedari siang tadi tampaknya menuntut untuk diisi. Tapi aku berusaha menahan diri. Grilled chicken, Meat barbecue, Spaghetti bolognese, Chocolate tiramisu, itu semua makanan kesukaanku.

Sepasang suami istri paroh baya tersenyum dan mempersilahkan aku duduk di meja makan dengan duabelas kursi itu. Istrinya seorang wanita cantik nan ramah, ia menggamit tanganku dan mengarahkan aku untuk duduk di kursi makan yang bersebelahan dengan seorang pria tampan, yang ternyata sedari tadi memperhatikanku, tak berkedip.

"Ini anak kami, Lucky, yang menemukanmu tertidur di hutan," kata wanita cantik itu sambil memotong Grilled chicken, lalu meletakkanya di piring makanku.

"Hello....," pria tampan yang disebut Lucky itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya, lalu mengecup tanganku, seperti gaya bersalaman di film-film kerajaan Inggris tempo dulu.

Suasana makan malam sangat hangat. Mereka keluarga yang sangat ramah dan menyenangkan, Selesai makan malam, Lucky mengantarku ke ruangan kamarku.

****

Aku tak tahu berapa lama telah tinggal di kastil itu. Yang pasti, hari-hari dan malamku kujalani dengan keindahan. Bahkan karena suasana keramahan itu, membuatku tak ingat apa-apa lagi tentang kejadian yang menimpaku bersama Sony.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun