Perampasan rumah-rumah warga Palestina demi pemukim baru Yahudi, penangkapan dan penganiayaan warga Palestina secara semena mena, terutama perempuan dan anak anak, serta beragam peristiwa lain yang ditanggapi dunia dengan maklum, dianggap tontonan biasa-biasa saja. Padahal sudah jelas, sangat melukai dan menganiaya hati dan perasaan warga Palestina.
Penjara Israel di Tepi Barat dipenuhi anak anak Palestina yang ingin membela hak-haknya dengan cara bocah, namun terkalahkan oleh tubuh-tubuh tegap tentara Israel saat menyeretnya dari dalam rumah kala tidur lelap.. Dunia juga dipaksa mafhum dengan banyaknya warga Palestina pindah kewarganegaraan menjadi Israel demi tetap dapat menempati wilayah yang telah direbut paksa oleh negara zionis ini.
Beragam luka, beragam penderitaan, beragam kematian, dialami warga Palestina. Setiap detik, hari, minggu, bulan, dan tahun, hingga menjadi sebuah kebiasaan, dan mereka tak merasa sakit lagi karena dipaksa memendam rasa sakit itu. Sementara dunia pun sudah terbiasa, dan dibuat terbiasa dengan pemandangan seperti itu, sehingga bukan hal yang mengejutkan lagi. Dunia lupa bahwa warga Palestina adalah manusia juga, sama seperti mereka.
Hingga terjadinya peristiwa penyerangan Hamas di Oktober, barulah dunia terhenyak, barulah dunia terkejut. Lalu dunia menghakimi dengan ribuan caci maki kepada Palestina, karena dianggap penyebab lahirnya organisasi teroris Hamas.Â
Tapi kemudian masyarakat dunia yang tak bodoh  ini berpikir kembali. Setelah Israel yang dianggap pahlawan karena memburu Hamas, ternyata justru membantai nyawa hampir dua puluh satu ribu warga Palestina. Jika ini antara Hamas dengan Israel, lau mengapa warga sipil, termasuk wanita, anak anak, orang lanjut usia, bahkan bayi-bayi prematur yang banyak menjadi korban?
Solusi jitu dua negara tapi Israel emoh
Bila tujuan yang diinginkan Israel dalam memburu Hamas adalah membebaskan warga tercintanya yang disandera, bukankah Hamas telah bersedia melepaskan semua sandera? Namun Israel tidak bersedia karena Hamas menginginkan Israel menghentikan agresinya secara total di Gaza.
Jelas hal tersebut tidak diinginkan oleh Israel, sebab tujuan untama mereka bukan membebaskan sandera, namun menutupi rasa malu karena penyerangan 7 Oktober. Dan untuk uk menutupi rasa malu itu adalah, dengan menumpas Hamas.
Bahkan menimbulkan kesan Israel ibarat peribahasa mendayung dua tiga pulau  terlampaui. Dengan alasan memburu Hamas, sekaligus memusnahkan warga Palestina. Sebab tampaknya negara zionis ini tak mau ada dendam berkelanjutan di generasi berikutnya di masa mendatang. Serta tentu saja, memperluas wilayah negara di atas reruntuhan Gaza yang sudah tidak ada lagi warganya.
Jika memang Israel berkehendak baik, tentu saja solusi dua negara, dengan memberi kemerdekaan pada Palestina merupakan jawabannya. Sebab Hamas terlahir karena perampasan dan penindasan hak warga terjajah oleh tentara pendudukan.
Solusi ini yang paling banyak ditentang oleh Israel. Sebab dengan kemerdekaan Palestina, maka negara zionis ini akan kesulitan mencaplok pemukiman lagi apabila imigran Yahudi eksodus kembali ke Israel. Bukankah selama sekian waktu setelah peristiwa Nakba, yang dilakukan Israel demi memperluas wilayahnya adalah dengan cara mencaplok?