Dengan keluarnya Partai Demokrat dari koalisi perubahan, jelas merupakan sebuah penjegalan partai ini untuk masuk ke dalam ranah politik skala besar. Apalagi SBY melalui channel partainya, juga mengungkapkan adanya usaha lobi dari menteri pemerintahan penguasa saat ini, yang ingin mengajak Demokrat bergabung membentuk koalisi tersendiri. Tentu saja hal ini patut diperanyakan.
Pilihan cawapres terhadap Cak Imin yang mmbuat partai demokrat hengkang, sudah pasti sangat mengecewakan masyarakat yang selama ini telah terlanjur simpatik dengan kesahajaan Anies. Selain itu pilihan tersebut dinilai terlalu terburu buru dan patut mendapat tanda tanya, ada apa?
Cak Imin berasal dari koalisi berbeda, namun tiba tiba diizinkan masuk dengan kursi istimewa sebagai orang kedua. Sementara partai yang telah solid sejak awal bergabung dan tidak silau dengan tawaran jabatan cawapres tiba tiba harus dikhianati dengan pilihan yang tiba tiba.
Publik kembali berpikir, jangan -jangan sumber kerapuhannya berasal dari partai Nasdem sendiri. Sebab pilihan cawapres awal mula terhembus adalah dari ketua umumnya yakni Surya Paloh, sedangkan Anies Baswedan hanya manggut-manggut saja.
Namun kemanutan Anies ini dinilai publik sebagai upaya bunuh diri, sebab seharusnya ia memiliki pilihan tersendiri, tidak gampang terombang ambing atau pun dipengaruhi. Sebab keputusan manut tersebt justru akan dapat membunuh karakter dan gambaran umum masyarakat tentangnya.
Cap oportunis, pengkhianat, dan plin-plan, jelas akan tersemat dan membayang-bayangi karakter Anies. Padahal selama ini publik menilainya sebagai seorang yang santun dan amanah. Jelas terlihat kelicikan sang intrikers politik yang berhasil menjungkirbalikkan karakter sosok Anies sebaga bacapres.
Ketika sang intrikers politik gagal mengerogoti kaki-kaki panggung koalisi perubahan melaluipartai-partai pendukungnya melalui beragam tuduhan negatif,. Maka intrik satu-satunya yang kemudian ditempuh adalah membidik langsung kepalanya, sumber kekuatan koalisi, yakni Anies itu sendiri.
Mungkinkah Surya Plaoh dan Anies lupa tentang track record yang membayangi Muhaimain Iskandar di masa lalu? Ataukah hanya terpesona dengan jatah kursi PKB yang mengungguli Demokrat?
Apalagi setelah ramai pemberitaan diusungnya Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres. Hari ini pemberitaan kembali diramaikan dengan KPk yang akan segera memanggil Cak Imin sehubungan kasusnya di Kementeriannya dahulu.
Benarkah Surya Paloh dan Anis salah pilih? Memilih orang yang justru akan membuat langkah Anies menjadi terjegal dengan berita tidak sedap. Baru sehari heboh diberitakan sebagai pasangan Capres-cawapres, ternyata keesokan harinya sudah akan diperiksa KPKÂ dalam masalah korupsi.
Jika memang benar Koalisi perubahan salah pilih cawapresnya, maka ini akan menjadi sinyal kemenangan dari sang Intrikers politik tanpa susah payah berusaha. Sebagaimana dikemukakan oleh Rocky Gerung di channel pribadinya, bahwa Anies telah membawa tong sampah.