Banyak pencopet, pencoleng, dan lain sebagainya, terkadang mengakibatkan orang enggan berjalan kaki dan memilih naik kendaraan umum ataupun mobil pribadi. Merebaknya kasus-kasus penjambretan saat orang berjalan kaki, mengakibatkan banyak orang yang memiliki kemampuan lebih, memilih naik mobil tertutup daripada berjalan kaki.
Trotoar terbatas
Sebagai tempat yang menjadi hak pejalan kaki, terkadang trotoar justru dipenuhi oleh banyak orang yang nongkrong dengan beragam kegiatan mengganggu, seperti fashion show jalanan, atau bahkan menggelar dagangannya. Akibatnya orang enggan berjalan kaki menuju tempat tujuannya.
Kepraktisan
Berjalan kaki membutuhkan waktu tempuh lebih lama dibanding naik alat transportasi. Bagi mereka yang dikejar waktu, waktu sangat berarti, waktu adalah uang, sehingga mereka rela mengeluarkan rupiah demi membeli bensin atau naik alat transportasi  daripada berjalan kaki.
Menghemat waktu
Berbeda dengan di Jakarta, yang jika naik alat transportasi justru akan membuat banyak waktu terbuang karena macet. Di daerah-daerah yang belum sepadat Jakarta, naik alat transportasi lebih menghemat waktu, sehingga waktu yang tersisa dapat dipergunakan untuk hal lainnya yang lebih penting.
Memanfaatkan waktu secara efektif
Bagi mereka yang berprofesi pengacara, penulis, wartawan, dan segala macam profesi yang memerlukan konsentrasi mata, tentu saja banyak yang cenderung lebih memilih naik alat transportasi daripada berjalan kaki. Sebab saat berada dalam alat transportasi, mereka dapat melakukan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi mata, yang tentunya tidak bisa dilakukan saat berjalan kaki, karena tak ada seorangpun dapat mengetik sambil berjalan.
Lelah
Sebagian orang tidak suka berjalan adalah karena faktor kaki yang tak terbiasa berjalan kaki semenjak kecil, mungkin dia terbiasa diantar jemput dengan sopir pribadi, sehingga saat harus berjalan kaki, kakinya menjadi lelah dan pegal-pegal, sehingga daripada menyiksa diri, dia lebih memilih tidak berjalan kaki.