Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cacar Monyet, Sinyal Peringatan Tuhan atau Hukum Alam Biasa?

25 Mei 2022   07:47 Diperbarui: 25 Mei 2022   08:01 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan mereka yang beragama, kehidupan dunia adalah sementara, sebagai ujian dari Tuhan untuk menahan diri, seperti permainan game, ada win dan lose. 

Meskipun akhirat sebagai tujuan kehidupan berikutnya yang hakiki, tetapi Tuhan tak melarang manusia menikmati kehidupan duniawi, namun tetap dengan mengendalikan hawa nafsunya, yang tentu saja secara metafisika dapat diprovokasi sesuatu yang di luar batas penglihatan, yakni kekuatan jahat tak terlihat, iblis alias syaiton yang sibuk mencari teman kelak di neraka.

Berdasar hal tersebut, kaum beragama kian memahami bahwa memang penglihatan manusia terbatas, itulah mengapa mata tak mampu melihat ruh yang keluar saat seseorang meninggal dunia, apalagi tentang apa yang terjadi saat seseorang meninggal dunia pun manusia tak dapat mengetahuinya dengan pasti, karena pandangan mata yang terbatas. Bahkan yang terjadi di alam kubur. 

Namun setidaknya itu masuk akal, sebab manusia tidak akan pernah ingat saat dia di dalam rahim ibunya. Bukankah telah ada mata dan bernafas, namun dia tidak akan bisa mengingat semua itu, telah bernafas namun tetap hidup meskipun berada dalam air ketuban, darimana keajaiban itu datang? 

Siapa yang memasukkan ruh ke dalam tubuhnya saat dalam rahim Ibu, bahkan ibunya pun tak tahu ada ruh dalam bayinya hingga mampu bergerak. Namun bagi mereka yang menafikkan Tuhan, hal itu adalah hukum alam, hidup adalah hidup, mati adalah mati, tak ada kehidupan lagi. 

Jika bagi mereka yang beragama, membunuh bayi yang baru dilahirkan adalah sebuah dosa, karena membunuh satu nyawa harus dipertanggungjawabkan pada Tuhan, maka bagi mereka yang tidak mengakui keberadaan Tuhan, hal itu tidak beresiko apapun.

Itulah yang menjadi alasan mengapa suatu hal yang bagi orang beragama dianggap dosa dan pelanggaran hukum Tuhan dapat mendatangkan murka-Nya, yang akan diterima kontan saat masih di dunia, atau ditunda saat di akhirat nanti. 

Hal inilah yang kerap mejadi benturan persoalan di dalam kehidupan dunia saat ini. Sebab bagi mereka yang tidak beragama, asalkan berbuat baik pada sesama manusia itu sudah cukup, tanpa harus berdasar pada pedoman hidup dan ajaran Tuhan. 

Hanya saja yang dikhawatirkan adalah jika perbuatan baik pada sesama itu memudar karena faktor kepentingan duniawi, sementara di sisi lain tak ada ajaran Tuhan yang dipercayai untuk dapat menghentikan nafsu angkara murka, maka dapat dibayangkan, kehidupan yang tanpa sandaran kepada Tuhan jika telah dipenuhi nafsu duniawi?

Pada mereka yang mempercayai Tuhan saja terkadang bila telah dibutakan oleh hawa nafsu, maka bisa berubah terlalu berani menentang hukuman-Nya, apa lagi bagi yang memang tak mempercayai keberadaan Tuhan sama sekali.

Sorotan kita dipersempit dalam dua hal, yakni mereka yang mempercayai Tuhan, dan yang menafikkan Tuhan. Padahal diantara pembagian tersebut, masih banyak lagi pembagian yang lebih luas, misalnya pada mereka yang mempercayai Tuhan, terdapat beragam kepercayaan yang berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun