Mohon tunggu...
ilank
ilank Mohon Tunggu... Guru - resign

suka sama tulisanmu

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

PPN 12%, Kehidupan Makin Sulit, Coba Bisnis Kuliner Saja

26 November 2024   11:02 Diperbarui: 26 Desember 2024   08:43 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samarinda Food Week 2024 (sumber gambar : https://968kpfm.co.id/)

Pengusaha kuliner memiliki tanggung jawab untuk menciptakan pengalaman makan yang tidak hanya memuaskan secara fisik, tetapi juga emosional. Misalnya, banyak restoran yang mulai menawarkan pengalaman makan yang unik dengan suasana yang nyaman dan menu yang menarik. Hal ini bertujuan untuk menarik pelanggan yang mencari lebih dari sekadar makanan, melainkan juga pengalaman yang dapat menghibur mereka. Sebuah survei menunjukkan bahwa 40% pelanggan lebih cenderung menghabiskan uang di restoran yang menawarkan pengalaman unik dan menarik (Kumparan, 2022).

Meskipun ada tantangan yang dihadapi, peluang untuk menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan tetap ada. Pelaku usaha bisa memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan pengalaman makan yang menarik, misalnya dengan menyelenggarakan acara khusus atau tema tertentu. Walau ada kenaikan harga, masyarakat masih bersedia untuk menikmati makanan di luar sebagai cara untuk menghibur diri.

Jadi makanan memiliki peran yang lebih dalam kehidupan manusia daripada sekadar kebutuhan. Dalam masa sulit ini, usaha kuliner harus beradaptasi dan berinovasi untuk tetap relevan dan memberikan nilai lebih bagi pelanggan mereka.

Usaha Kuliner di Masa Sulit

Usaha kuliner merupakan salah satu sektor yang paling dipengaruhi oleh kenaikan PPN tetapi, sektor ini juga menunjukkan ketahanan dan kreativitas dalam beradaptasi. Banyak pengusaha kuliner yang mulai mengeksplorasi model bisnis baru, seperti layanan pengantaran makanan dan pemesanan secara online. Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), selama tahun 2022, sektor kuliner berbasis digital meningkat hingga 30% dibandingkan tahun sebelumnya (Kumparan, 2022).

Inovasi dalam produk juga menjadi kunci untuk bertahan di masa sulit. Banyak pelaku usaha kuliner yang mulai merilis menu sehat atau makanan lokal dengan bahan-bahan berkualitas. Hal ini tidak hanya menarik bagi konsumen yang semakin sadar akan kesehatan, tetapi juga mendukung pertanian lokal dan ekonomi daerah. Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal, pengusaha kuliner dapat mengurangi biaya operasional dan memberikan harga yang lebih bersaing, sehingga tetap menarik bagi pelanggan meskipun PPN telah naik.

Kolaborasi antar pengusaha kuliner juga menjadi tren yang meningkat. Banyak restoran kecil yang bekerja sama untuk menawarkan paket makanan yang lebih terjangkau atau acara makanan bersama. Kolaborasi ini tidak hanya membantu mengurangi biaya pemasaran, tetapi juga menarik lebih banyak pelanggan dengan memberikan variasi yang lebih menarik. Dalam situasi yang sulit ini, solidaritas antar pelaku usaha menjadi sangat perlu untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.

Tetapi,  banyak pengusaha kecil yang belum bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 40% usaha kecil dan menengah (UKM) mengaku kesulitan untuk bertahan akibat kenaikan biaya operasional dan penurunan pelanggan (Kumparan, 2022). Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan dan bantuan keuangan sangat diperlukan untuk membantu mereka bertransformasi dan berinovasi.

Jadi, sektor kuliner memiliki potensi untuk bertahan dan berkembang dengan langkah yang tepat. Adaptasi, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci untuk menciptakan peluang baru di tengah ketidakpastian ekonomi.

Street Food Fetival (sumber foto: kaltim.tribunnews.com/)
Street Food Fetival (sumber foto: kaltim.tribunnews.com/)

Ide yang Cocok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun