Mohon tunggu...
Falah Yunus
Falah Yunus Mohon Tunggu... Guru - suka ngajar

Urang Samarinda leh olah catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata omon mengomon

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Membangun Mentalitas Positif Menuju Kekayaan

28 September 2024   08:47 Diperbarui: 28 September 2024   16:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pendahuluan

Kemiskinan sering kali dianggap sebagai masalah ekonomi yang kompleks, namun sejatinya, kemiskinan bisa juga berawal dari pikiran dan mentalitas seseorang. Friedrich Engel, seorang sarjana ekonomi Jerman, menyatakan bahwa "Semakin kecil pendapatan seseorang, semakin besar bagian dari pendapatan tersebut yang digunakan untuk konsumsi." Teori Engel ini menyoroti pola konsumsi masyarakat dengan pendapatan rendah, dimana mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan karena prioritas pada konsumsi, bukan pada investasi dan pengembangan diri.

Ini artinya bahwa orang miskin akan cenderung menjadi miskin, karena tabungan tidak ada. Karena orang miskin itu pendapatan rendah maka bagian terbesar dari pendapatan itu terpaksa digunakan untuk konsumsi, hanya sedikit tinggal sisa untuk tabungan/ bahkan banyak dari mereka tidak punya tabungan sama sekali. Orang kaya cenderung menjadi lebih kaya karena sisa pendapatan setelah dikonsumsi adalah ditabung atau diinvestasikan ke hal lain yang lebih produktif.

Kemiskinan menghalangi kita untuk menikmati hal-hal yang baik, minder ditengah-tengan pergaulan, menghilangkan rasa percaya diri, malu bahkan membuat kita menjadi ketakutan. takut akan sakit, penderitaan fisik, takut untuk berkeluarga, takut punya anak, bahkan kita takut anak-anak kita mengalami kemiskinan seperti kita. Yang lebih parah lagi, kemiskinan bisa menimbulkan orang menjadi ateis karena anggapan Tuhan tidak berlaku adil pada kita (seperti sabda Nabi Muhammad S A W. "kadal fakru ayyakuna kufro")

Kemiskinan adalah tantangan yang tidak hanya memerlukan solusi ekonomi, tetapi juga pendekatan mental dan emosional yang positif. Dengan sikap yang tepat, kemiskinan bisa diatasi dan jalan menuju kesejahteraan bisa dicapai. Tulisan ini membahas pentingnya membangun pola pikir positif dalam mengatasi kemiskinan serta langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk membangun diri menuju kekayaan.

B. Pentingnya Sikap Mental yang Positif

Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan keterbatasan materi, tetapi juga mentalitas. Orang yang merasa dirinya miskin akan selalu merasa kekurangan, meskipun secara materi mereka memiliki cukup. Oleh karena itu, penting untuk memiliki sikap mental yang positif. Cara berpikir ini mempengaruhi keputusan yang diambil, terutama dalam hal bagaimana seseorang merespon situasi sulit. Mentalitas positif memungkinkan seseorang untuk mencari solusi daripada meratapi keadaan.

Sikap mental yang positif juga berkaitan dengan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa kita mampu mengubah nasib. Membangun mentalitas menuju kekayaan adalah langkah awal yang harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Menanamkan pemikiran bahwa setiap orang punya potensi besar untuk sukses adalah modal utama untuk bangkit dari kemiskinan.

Jika Anda menerima kemiskinan ini apa adanya maka kemiskinan itu akan mengikuti pola apa yang Anda pikirkan. Akibatnya pikiran Anda dikuasai perasaan takut akan kegagalan, takut tidak bahagia hingga yang Anda takutkan ini benar-benar terjadi.

C.Langkah-Langkah Mencapai Kekayaan
 
1. Kenalilah Diri Anda

Nasehat Socrates yang ditempelkan di Kuil Delphi, yang berbunyi: "Kenalilah dirimu sendiri," pantas Anda pahami. Kurangnya seseorang mengenali dirinya menyebabkan hidup dalam keadaan buta sama sekali. Buta terhadap tujuan hidup, bakat, kemampuan dan kelemahannya. Orang dapat berbuat sebaik-baiknya setelah sadar sepenuhnya apa yang mereka perbuat dan mengetahui kemampuan dalam bidang yang ditangani. Jika orang bekerja bukan dalam bidangnya, maka orang akan berbuat tidak sebaik-baiknya karena di lubuk hatinya tidak senang pada pekerjaan itu. Jadi hasilnya tidak memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun