Mohon tunggu...
Fakta P.B.
Fakta P.B. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pencari loker. Penulis spesialis lomba. Tukang makan yang doyan berimajinasi.

Laki-laki asal Semarang yang numpang lahir di Jakarta dan tinggal di Bekasi. Punya hobi melahap segala fiksi dan nonfiksi (khususnya topik kepenulisan atau literasi, biografi, film, dan humaniora); menuangkan imajinasi, perasaan, atau riset kecil-kecilan ke dalam karya fiksi; mendengarkan musik segala genre sesuai selera; bersepeda; jalan santai; kulineran; rebahan; dan koleksi kaset pita buat konsumsi pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jual Cepat: Nyawa

26 Juli 2023   00:15 Diperbarui: 26 Juli 2023   00:23 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Tubuh Dewo yang sudah terisi nyawa pemimpin Nazi itu nyatanya berbuah celaka. Lima hari setelah penggunaan, tabiat dan arus pikirannya terkontaminasi karakter si pemilik; berdarah dingin dan tanpa ampun. Lidahnya berhasil menghabisi tiga rival sesama anggota dewan yang berusaha menjegal pengembangan proyek kemudian melenyapkannya diam-diam, persis Hitler di masa kejayaannya menginjak-injak asasi Berlin. Aksi itu akhirnya terendus kepolisian. Mulai dikerahkan agen intelijen yang khusus menyoroti segala gerik Dewo andaikata jatuh korban lagi. Jika malam datang, seperempat kesadaran tersentak menyadari kegilaan yang dibuatnya. Resah dan takut menghantui jika tak bisa menyambut hari esok, sementara proyek ambisius hampir memasuki separuh jalan.

Jelang seminggu, Dewo kembali menyambangi kios. Gusar menggumuli dadanya.

"Tuan, apa saya bisa mengganti nyawa?"

"Terserah. Asal sesuatu yang kaujaminkan bernilai sebanding."

Seiring misi proyek terus digulirkan, tanpa sadar Dewo menjadikan dirinya entitas tidak beraturan. Nyawa-nyawa penguasa masa lampau berkelindan mengunci raga dan terus memaksanya berubah. Usai Hitler mengancam akan menyiksanya dengan revolver jika tak dikembalikan ke asal, bergantian ia membeli nyawa Napoleon, Coen, Ken Arok, hingga Oda Nobunaga. Sempat dibujuknya Tuan Azaril untuk menyerahkan nyawa sosok-sosok pemberani seperti Umar Bin Khattab, Diponegoro, Gandhi, dan Soedirman. Walau Dewo berani mempertaruhkan aset rahasia, tetap ditentang keras.

"Mereka terlalu mulia untuk pria serakah sepertimu!" sergahnya.        

 Sewindu tanpa hasil, Dewo malah lekat terperangkap dalam raga babi ngepet yang mati penasaran, setelah Raja Iblis berganti rupa dan sukses menipunya.[]

(*) Bekasi---Jakarta, 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun