Di akhir diskusi saya mau mencoba mengetahui cara pandang mahasiswa yang sedang dipersiapkan untuk menjadi guru agama itu perihal Islam Indonesia dan Multikultural. Saya membagi peserta  menjadi empat kelompok:
1. Pertukaran mahasiswa lintas agama.
2. Ucapan selamat Natal.
3. Pendirian rumah ibadah (non muslim) di lingkungan Muslim.
4. Jihad.
Saya memilih empat topik itu untuk di bahas dalam kelompok masing-masing bukanya tidak mempunyai alasan. Dari ke empat topik itulah yang hari ini menjadi pembicaraan hangat bahkan perdebatan hingga menghasilkan pertikaian yang tidak berujung harmonis.
Pertama, pertukaran mahasiswa lintas agama sampai saat ini masih menjadi sesuatu yang mahal bahkan sulit di terima oleh kalangan mahasiswa calon-calon guru agama, dan ini berangkat dari pengalaman semasa mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa lintas agama, yang kala itu banyak mendapatkan hadangan bahkan di katakan "kafir" karena ikut kegiatan tersebut.
Kedua, ucapan selamat natal. Ini adalah topik tahunan yang selalu di goreng sana-sini oleh orang-orang yang saya sebut "kurang aktivitas luar ruangan". Yang juga perlu saya kulik lebih jauh kepada calon-calon guru agama ini.
Ketiga, pendirian rumah ibadah (non muslim) di lingkungan muslim. Topik ini saya angkat ketika melihat survei beberapa waktu lalu yang menunjukan angka sangat tinggi berkenaan dengan penolakan pendirian rumah ibadah di lingkungan muslim.Â
Keempat, jihad. Saya ingin mengetahui sejauh mana para peserta atau calon-calon guru agama ini memahami perihal jihad dan lebih-lebih lagi pasca peristiwa bom bunuh diri kemarin.
Dari presentasi dan tanggapan yang dilontarkan oleh masing-masing kelompok ada beberapa hal menarik yang saya catat. Pertama, perihal pertukaran mahasiswa lintas agama ada salah seorang yang tidak setuju dengan alasan bisa membahayakan iman dll. Kedua, perihal ucapan selamat Natal ada yang bilang boleh, juga tidak boleh.Â