Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Jiwa Ibnu Sina

1 September 2020   23:31 Diperbarui: 24 Mei 2021   16:11 3673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat seorang Ibnu Sina (Illustrated by IDNTimes.co)

Jiwa tumbuh-tumbuhan mempunyai tiga daya yaitu makan, tumbuh dan berkembang biak. Sedangkan daya jiwa hewan yaitu bergerak, dan menangkap berdasarkan insting.

Ini berbeda dengan jiwa manusia yang memiliki daya berpikir praktis seperti kemampuan mengendalikan apa yang diinginkan tubuh dan berpikir abstrak.

Sifat seseorang tergantung dari satu diantara ketiga jiwa itu yang banyak mempengaruhi jiwanya.

Apabila jiwa seseorang banyak dipengaruhi jiwa hewan maka prilakunya seperti hewan, tahu sendiri kan bagaimana sifat hewan?

Sedangkan jika jiwa seseorang dikuasai oleh jiwa tetumbuhan maka yang dilakukan makan terus-menerus untuk pertumbuhan fisik dan berkembang biak. Pernah kan dengar kata-kata "hidup hanya untuk makan?"  

Baca juga : Ibnu Sina dan Mahakaryanya

Ini berbeda ketika jiwa seseorang dikuasai jiwa manusia yang memiliki akal pikiran untuk mempertimbangkan mana yang terbaik dan terburuk sehingga bisa mengendalikan jiwa hewan dan jiwa tetumbuhan.  

Pun bagi Ibnu Sina ketika seseorang meninggal yang hancur adalah badan sedangkan jiwa tidak hancur karena itu dihari kiamat, jiwa lah yang menikmati kebahagian di surga dan dihukum jika masuk neraka.

Filsafat jiwa Ibnu Sina terasa penting dikemukan dan dibahas saat ini ketika sebagian perilaku orang-orang yang lebih dikuasai oleh jiwa hewan yang 'bergerak' dan 'menangkap' apapun bagaikan halal, haram hantam saja (H3).

Juga jiwa tetumbuhan yang kerjanya 'makan' dan 'berkembang biak', bukankah ada sebagian orang-orang yang berjiwa tetumbuhan.

Ditengah-tengah mulai memudar jiwa manusia yang berpikir untuk melakukan kebaikan dan yang terbaik di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pendidikan, sosial, dan keagamaan. Bukankah begitu?

JR

Curup

01.09.2020.

[Ditulis untuk Kompasiana.com]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun