Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Socrates, Filosof Lalat Beracun dari Athena

24 Juli 2020   15:04 Diperbarui: 24 Juli 2020   15:07 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by psikosun.blogspot.com

Jawaban dari ibu penjual sayur dan kesatria itu bertolak dari pengalaman nyata keseharian mereka yang kemudian oleh Socrates diajak berdialog.

Sebab menurut Socrates, manusia dalam hati dan pikiran sudah mengetahui secara benar apa itu kebaikan namun belum terdefinisikan secara utuh dan dilakukan di hidup sehari-hari.

Maka mempergunakan "teknik kebidanan" Socrates menolong orang-orang untuk 'bersalin' mengeluarkan dari batin dan pikirannya sehingga melahirkan apa itu sebenarnya kebaikan? Siapakah saja orang yang dianggap baik?

Orang berbuat baik itu darimana sumbernya? Mengapa orang berbuat baik? Kapan kebaikan itu dianggap baik? Bagaimana bentuk berbuat baik dan cara berbuat baik?

Hasil dari "teknik kebidanan" adalah etika dan edukasi. Socrates mengajak orang untuk memperhatikan dan memuaskan jiwa dengan hidup beretika pun dengan dialog orang-orang merenungi supaya sadar tujuan hidupnya.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Risiko Berpikir Bebas

Barangkali inilah jalan filosof yang berdayakan akal untuk berpikir rasional, perenungan kritis, bertanya mendalam dan melihat lebih luas pesoalan-persoalan masyarakat.

Mengubah kehidupan manusia ke yang lebih baik, filosof akan bertaruh nyawa ke liang kubur, dipenjara berpuluh tahun, dianggap gila karena berbeda pemahaman, diasingkan ke tempat antah berantah, dikucilkan lingkungan.

Inilah jalan pemikir kebebasan (filosof) yang dilalui karena penguasa yang anti kritik dan ditelanjangi bau busuk kekuasaannya.

Pun adakalanya filosof dengan kebebasan berpikinya itu untuk tercerahkannya masyarakat memakan waktu yang panjang, daya tahan usia dan tenaga sampai perubahan terjadi.

Dua keadaan itu mengiringi jalan kebebasan berpikir filosof sebab filosof merekam beragam realitas bukan apa yang tampak kasat mata tapi ke jantung akar persoalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun