Socrates berani mengemukakan pendapatnya secara terus terang dan cara yang tajam, mahir berdebat, dan disertai sifat menyindir.
Suatu ketika Socrates mendatangi seorang pemuda yang bercita-cita menjadi jenderal, dan menasehatinya alangkah baik terlebih dulu mempelajari seni perang.
Saran Socrates diikuti si pemuda dengan mengambil kursus kilat dan mahir bersiasat perang. Setelah lulus si pemuda mendatangi Socrates dengan harapan dipuji dan memamerkan ilmu seni perang.
Socrates memang memuji namun dengan penuh sindiran dan menyuruh si pemuda lebih banyak belajar lagi karena tidak ada jaminan kursus kilat mahir membuat seseorang siap di medan perang yang sebenarnya.
Socrates sangat kritis kepada ketidakadilan penguasa. Kekritisan Socrates ini sangat tidak disukai penguasa dan dituduhkan tiga kesalahan di sidang pengadilan yaitu meracuni pemikiran anak-anak muda, tidak percaya dewa-dewa, membuat agama baru.
Karena dianggap bersalah, Socrates dipenjara. Hukuman mati menanti Socrates di usia 70 tahun. Di penjara para murid  sering mengunjungi Socrates.
Ada seorang muridnya yang akan berbicara kepada penguasa supaya Socrates dibebaskan. Murid yang mengusulkan ini bangsawan dan kenalan penguasa namun ini ditolak oleh Socrates.
Ada pula murid yang mengusulkan supaya Socrates meninggalkan Kota Athena secara diam-diam tapi ditolaknya.
Sebab Socrates tetap setia pada hukum negara. Socrates lebih memilih menerima hukum mati dengan minum racun. Â Â
Yang saya tahu bahwa saya tidak tahu_Socrates_