Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perenungan Filsafat terhadap Ilmu

9 Juli 2020   22:22 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:41 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Illustrated by Pixabay.com
Illustrated by Pixabay.com
Bom Atom sebagai Titik Picu

Pada masa perang dunia ll, Einstein sendiri pernah mengirim surat kepada Presiden Amerika saat itu mengenai kemungkinan manusia bisa membuat bom atom.

Satu bulan sebelumnya para ilmuwan menguji coba reaksi berantai nuklir yang berlangsung hanya dalam sepersekian detik, dikenal dengan kode 'Trinity'.

Bom ini bermuatan plutonium yang setara dengan bom yang kelak dijatuhkan di Nagasaki, kala uji coba hasil daya ledaknya setara dengan 19 kiloton TNT yang menghasilkan awan jamur setinggi 16 kilometer dan gelombang kejutnya dapat dirasakan sejauh jarak 160 kilometer.

Momen uji coba Trinity ini menjadi ledakan bom atom pertama di muka bumi. Kemudian bom atom dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutu pada Perang Dunia II di bulan Agustus 1945 di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Perang Dunia II terhenti dan nyawa 300 ribu rakyat Jepang melayang.

Peristiwa ini menjadi debat picu berkepanjangan sampai saat ini ketika melihat ilmu dan ilmuwan yang hasil temuannya digunakan untuk berbuat buruk. Karena di lain sisi atom dengan pengembangan nuklirnya mampu bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Posisi ilmu dan ilmuan dalam kasus diatas bagaikan pedang bermata dua, berkah sekaligus bencana. Berkah karena mampu menghentikan Perang Dunia II. Bencana karena 300 ribu nyawa rakyat Jepang melayang. Lalu apa kegunaan ilmu pengetahuan?

Illustrated by Pixabay.com
Illustrated by Pixabay.com
Ilmu dan Ilmuwan, Berkah atau Bencana?

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia online, ilmuwan berarti orang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu, orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.

Di batas ini ilmuwan dipandang sebagai orang yang ahli, pengetahuannya banyak dan orang yang berkecimpung atau berenang dalam lautan ilmu.

Adakah jaminan bahwa orang yang ahli, pengetahuan yang banyak dan berenang dalam lautan ilmu berbanding lurus untuk berbuat baik ataukah berbuat buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun