Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perenungan Filsafat terhadap Ilmu

9 Juli 2020   22:22 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:41 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang-orang di masa ini memeram dampak buruk dari ilmu pengetahuan karena terbuai pada kontribusi dan kemegahan ilmu dan ilmuwan.

Ilmuwan menjadi seperti Raja Midas, apapun yang disentuhnya menjadi emas. Ini merupakan permintaan Midas kepada Dewa Dionysus.

Raja Midas senang dengan pemberian Dewa karena ia bisa jadi kaya raya, menolong orang-orang. Tapi lambat laun keserakahan, kesombongan, keegoisan merasuki diri. Lupa pada tujuan semula yaitu kebermanfaatan berbuat baik untuk orang-orang.

Sehingga suatu kali si anak bungsu perempuan berlari untuk memeluk dan seketika berubah jadi emas karena tersentuh tangan sang ayah (Raja Midas).

Agar bisa disembuhkan, Dionysus menginstruksikan Midas untuk mandi di Sungai Pactolus yang terletak di dekat kota Sardis.

Mampunya ilmuwan memproduksi ilmu pengetahuan sehingga melahirkan teknologi-teknologi sangat menolong manusia dalam memudahkan pekerjaan. Ini dampak baik. Namun jangan pula tutup mata terhadap dampak buruk ilmu pengetahuan.

Ketika filsafat membahas ilmu pengetahuan secara rasional, kritis dan mendalam sehingga memunculkan filsafat ilmu. Ia bukan mencari-cari kesalahan ilmu, bukan pula iri kepada perkembangan ilmu yang semarak, bukan pula dengki kepada teknologi.

Apa yang terjadi saat ini sebagian orang jadi budak teknologi, menghamba pada ilmu pengetahuan. Ada ilmuwan yang menganggap disiplin ilmu yang ia miliki yang paling tinggi, kepongahan ilmu.

Dijauhinya perenungan filosofis terhadap ilmu, dianggap filsafat tak berguna dan bermakna bagi ilmu. Ilmu terjun bebas.

Maka wajar bila saat ini yang terjadi kebolongan moral ilmuwan, keserakahan pada kekuatan dan keinginan kekuasaan, ilmu hampa nilai dan makna, ilmuwan buntung kekritisannya.

Ilmuwan yang memperkosa alam tanpa menimbang baik dan buruk untuk para anak cucu, ilmuwan menjadi robot yang sibuk pada rutinitas dan tidak memberi makna pada pekerjaannya.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun