Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sains dalam Timbangan Filsafat

27 Juni 2020   09:26 Diperbarui: 27 Juni 2020   09:26 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari Kompas.com

Umpama, pipi Ani dicubit oleh Budi. Dapatkah kita mengetahui dengan mengukur berapa dalam sakit hati Ani dicubit oleh Budi.

Illustrated by Istockphoto.com
Illustrated by Istockphoto.com

Kebijaksanaan Filsafat dalam Kealpaan Sains

Di masa modern ini Ilmu filsafat kemudian terhenti hanya pada seputar kajian Tuhan, alam dan manusia secara mendalam menggunakan akal pikiran.

Ilmu pengetahuan (sains) kemudian dilepaskan dari filsafat sebagai sebab mula kelahiran ilmu sehingga ilmu kehilangan kebijaksanaannya dan hanya ingin memenuhi hasrat pengetahuan manusia saja.  

Kata filsafat mula kali diperkenalkan oleh Phytagoras yang berasal dari bahasa Yunani "Philos" berarti cinta, ingin dan "Shopia" berarti "kebijaksanaan, pengetahuan, dan kebenaran."

Jadi filsafat adalah cinta kebijaksanaan, ingin menjadi orang yang bijaksana, cinta kebenaran dan cinta pengetahuan.

Ini dikemukakan oleh Phytagoras untuk menyindir kaum sophis yang merasa diri sudah sangat paling bijaksana, merasa diri paling benar, dan merasa diri paling berpengetahuan dari orang lain.

Karena bagi Phytagoras, manusia hanya bisa berusaha ingin menjadi orang yang bijaksana bukan orang yang paling sangat bijaksana sehingga menyaingi Tuhan yang Maha Bijaksana.   

Sebab di kala itu ada segolongan orang-orang pintar yang merasa paling sangat bijaksana dan memiliki ilmu pengetahuan namun memperjual belikannya kepada rakyat Yunani Kuno demi uang. Kaum ini disebut dengan Sophis.

Apakah di masa saat ini tidak adakah kaum sophis? Ada tapi namanya bukan sophis namun perilakunya sama dengan kaum sophis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun