Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Paulo

21 Juni 2020   14:24 Diperbarui: 21 Juni 2020   19:36 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak mandi di sungai. Illustrated by Pixabay.com

Kakek tiada pernah memberi "ikan dan pancing kepada orang-orang Desa Amazon tapi cara bagaimana menangkap ikan dengan memanfaatkan yang ada disekitar."

Bersama orang-orang Desa Amazon dan beberapa teman-teman kakek "menanam" manusia bukan "membangun" manusia. Ini dua hal yang berbeda. 

Bagi kakek kata "Membangun, berarti mendirikan sesuatu yang dibangun seperti gedung, rumah tinggal. Kata ini tiada tepat ditujukan kepada manusia karena ukurannya adalah fisik dan kasat mata."

Berbeda dengan kata "Menanam, yang berarti menaruh, menaburkan seumpama bibit, benih dan sebagainya di dalam tanah supaya tumbuh. Menamam juga bermakna memasukkan, membangkitkan, memelihara yaitu perasaan, cinta kasih, semangat."

Ujar kakek lagi "Membangun mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun menyelesaikan pekerjaan, tapi suatu hari, para pembangun menyelesaikan apa yang mereka lakukan dan pergi."

"Kemudian para pembangun sadar bahwa mereka terkurung oleh tembok-tembok yang dibuat sendiri. Hidup kehilangan maknanya ketika pembangunan berhenti."

Berbeda dengan "Menanam, para penanam bertahan melewati banyak badai dan segala perubahan musim, dan kadangkala beristirahat. Tapi, tidak seperti bangunan, kebun yang berisi tanamam tak pernah berhenti tumbuh."

"Dan selagi kebun (orang-orang) itu membutuhkan perhatian penuh tukang kebun. Kebun itu juga membuat hidup sang tukang kebun menjadi petualangan besar penuh makna dan bergelimang berkah."

"Kita "menanam" manusia dengan merawat sungai supaya jernih dan ikan berlimpah, menghijaukan desa dengan menanam pepohonan dan tetumbuhan agar kelak dinikmati anak cucu."

"Pabrik PT. Limbah B3 "membangun" pabrik dari peras keringat warga Desa Amazon. Kemudian limbah industrinya mengalir dan mengotori sebagian air sungai. Pepohonan dan tetumbuhan meranggas massal."

Kakek sampaikan itu kepada ayah kala berdebat di ruang tamu mengapa belum mau ke Kota Rio dan ayah yang bekerja di sebuah pabrik besar yang bernama PT. Limbah B3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun