Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyulut Api Perubahan dari Diskusi di Cafe

8 Juni 2020   19:35 Diperbarui: 8 Juni 2020   20:05 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari seblak-aink.business.site

Dalam sejarah peradaban dunia, tampaknya tak ada satu pun ilmuwan/intelektual yang tidak pernah mengeksposisikan dirinya ke dalam forum-forum diskusi. 

Konon, dulu pada abad Renaissance (kebangkitan peradaban Eropa) di Prancis, ditengah hiruk-pikuk kota Paris, terdapat sebuah kafe yang bernama D'Alesandre. 

Di kafe inilah, berkumpul para pendukung Renaissace yang berasal dari latar belakang keilmuan yang berbeda. 

Mereka adalah para filsuf dan ilmuwan Prancis. Termasuk di dalamnya Rene Descartes dan sesekali ikut forum diskusi David Hume-filosof Inggris beraliran empirisme-.

Dari kafe kecil itu, kemudian terjadilah revolusi sosial dan ilmiah di Prancis yang sangat terkenal itu. 

Di negara tetangganya, seperti Jerman dan Ingris, para filsuf dan ilmuwan juga mengadakan perkumpulan-perkumpulan ilmiah seperti di kafe D'Alesandre itu.

Kelak, di Jerman muncul zaman Revolusi Aufklarung (pencerahan), sedangkan di Inggris muncul Revolusi industri. 

Perkumpulan-perkumpulan grup diskusi itu melahirkan dan menggerakkan perubahan besar di Eropa.

Jadilah Eropa secara radikal, menyeluruh, dan sistematis menjadi unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang. Lalu apa pentingya forum diskusi. 

Di dalam forum diskusi, seseorang dapat secara bebas melemparkan argumentasi, memaparkan hasil pemikirannya, dan mengkritisi model pemikiran siapa pun saja.

Di dalam forum diskusi pula, seseorang dapat bertukar pikiran, saling berbagi ilmu dan pengalaman, serta saling mengakses informasi, perkembangan ilmu, wacana dan ideologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun