Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Desa dan Orang-orang Kecil dalam Karya Ahmad Tohari

24 Juli 2019   21:29 Diperbarui: 24 Juli 2019   22:37 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novelnya ini dianggap berhaluan kiri oleh pemerintah Orde Baru dan menyebabkan Ahmad Tohari diperiksa selama berminggu-minggu. Hingga akhirnya Ahmad Tohari menghubungi sahabatnya Gus Dur, dan akhirnya terbebas dari ancaman dan jerat hukum. 

Pada novel "Orang-Orang Proyek" berkisah tentang kehidupan seorang insinyur sipil yang bernama Kabul yang diberi tanggungjawab untuk memimpin dan menyelesikan proyek pembangunan jembatan di pinggiran Sungai Cibawor. Idealis dan prinsip Kabul (pernah jadi aktivis kampus) dan keculasan para birokrat Orde Baru bertarung dalam menyelesaikan proyek tersebut. Pada akhirnya Ir. Kabul sebagai pimpinan proyek mengundurkan diri.

Suasana desa dan orang-orang yang terlibat dalam proyek dijelaskan secara detail oleh Ahmad Tohari dengan tokoh lain seperti Wati sebagai sektretaris proyek. Basar, sahabat Kabul (yang kala jadi mahasiswa menjadi aktivis) sebagai Kepala Desa tapi jadi kaki tangan Orde Baru. Dalkijo sang insinyur yang culas dan pragmatis ciri khas birokrat Orde Baru yang memaksa penyelesaian jembatan secepat-cepatnya dengan bahan bangunan bekas demi peringatan Hari Ulang tahun Golongan Lestari Menang (GLM). Tante Ana merupakan pencerminan orang-orang pinggiran (wong cilik) yang menghibur ngamen untuk orang-orang pekerja proyek walau jarang dibayar tapi rela berbagi kebahagiaan bersama.  

Sedangkan pada kumpulan cerita pendek berjudul "Mata yang Enak Dipandang" merupakan kumpulan lima belas cerita pendek antara tahun 1983 dan 1997 yang tersebar di berbagai media cetak. Mata yang Enak Dipandang berkisah tentang kehidupan orang-orang kecil atau kalangan bawah dengan segenap lika-likunya yang bertahan hidup nestapa karena sistem pemerintah yang mengabaikan kehidupan mereka.

Ahmad Tohari mengenal dengan sangat baik kehidupan orang-orang desa dan orang-orang kecil karena ia berada ditengah-tengah mereka dan ikut terlibat mengalami. Karena itulah ia mampu menyelam dalam dan melukiskan dengan penuh simpati sehingga membuat batin para pembaca terkayakan dan tercerahkan.  

JR

Curup

24.07.2019.

Taman Bacaan

Ahmad Tohari. Mata yang Enak Dipandang. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2019.

Ahmad Tohari. Di Kaki Bukit Cibalak. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1994.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun