![(gambar diambil dari insistpress.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/17/images-3-5cdec93a733c4354221a7493.jpeg?t=o&v=555)
Aktif juga di Program Komunikasi Kerakyatan Asia Tenggara (SEA-PCP), konsultan senior di REMDEC, Institut for Social Transformasional (INSIST) dan REaD.
Juga fasilitator pada program pelatihan, redaktur Jurnal Wacana, penulis dan editor buku terbitan Insist Press dan Pustaka Pelajar.
![diambil dari insist](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/17/images-4-5cdec9f195760e3ca35c1dd3.jpeg?t=o&v=555)
Menghabiskan masa mudanya selama 20 tahun sebagai fasilitator pendidikan kerakyatan dan pengorganisasian rakyat di Jawa Tengah, Yogyakarta, NTT dan Papua.
Bersama Romo Mangun Wijaya, di Kali Code dan Yayasan Dinamika Edukasi Dasar melakukan pendampingan. Pendiri Sanggar Anak Alam (SALAM) di daerah pegunungan Banjarnegara, Jawa Tengah.
Penyunting buku, Direktur REaD, bergiat di INSIST dan penggerak advokasi hak-hak petani.
Benang merah diantara ketiga penulis itu adalah, pertama, mereka bergelut dan berkutat pada pendampingan sekaligus fasilitator pendidikan kerakyatan untuk tumbuhkan pemikiran kritis rakyat.
Kedua, memiliki kekuatan membaca dalam artian luas serta intens menggumuli persoalan kaum yang miskin dan ditindas dan  yang sengaja dipinggiran oleh penguasa. Ketiga, memiliki jejaring ornop dan kerakyatan yang tersebar di seantero Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.
Keempat, mereka mumpuni untuk berbicara persoalan pendidikan Indonesia karena teori dan praktek berpadu di dalam diri dan ini dibuktikan dengan 20 tahun bergumul pada pendidikan kritis kerakyatan.
Kritik kepada Sistem dan Struktur Pendidikan Indonesia