Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Kesadaran Kritis

17 Mei 2019   21:52 Diperbarui: 17 Mei 2019   22:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gambar diambil dari insistpress.com)
(gambar diambil dari insistpress.com)
Roem Topatimasang, belajar autodidak setelah dikeluarkan dari IKIP Bandung. 20 tahun bergumul peran sebagai fasilitator pendidikan kerakyatan di berbagai organisasi non politik (LSP, P3M) dan pengorganisasian rakyat di pulau Jawa, Maluku, dan Sarawak (Malaysia).

Aktif juga di Program Komunikasi Kerakyatan Asia Tenggara (SEA-PCP), konsultan senior di REMDEC, Institut for Social Transformasional (INSIST) dan REaD.

Juga fasilitator pada program pelatihan, redaktur Jurnal Wacana, penulis dan editor buku terbitan Insist Press dan Pustaka Pelajar.

diambil dari insist
diambil dari insist
Toto Rahardjo. Pembelajar autodidak yang pernah menjadi pengarah dan pengelola Kelompok Kesenian Progresif "Komunitas Pak Kanjeng"-kini lebih dikenal dengan Kiai Kanjeng dan Maiyah Cak Nun-

Menghabiskan masa mudanya selama 20 tahun sebagai fasilitator pendidikan kerakyatan dan pengorganisasian rakyat di Jawa Tengah, Yogyakarta, NTT dan Papua.

Bersama Romo Mangun Wijaya, di Kali Code dan Yayasan Dinamika Edukasi Dasar melakukan pendampingan. Pendiri Sanggar Anak Alam (SALAM) di daerah pegunungan Banjarnegara, Jawa Tengah.

Penyunting buku, Direktur REaD, bergiat di INSIST dan penggerak advokasi hak-hak petani.

Benang merah diantara ketiga penulis itu adalah, pertama, mereka bergelut dan berkutat pada pendampingan sekaligus fasilitator pendidikan kerakyatan untuk tumbuhkan pemikiran kritis rakyat.

Kedua, memiliki kekuatan membaca dalam artian luas serta intens menggumuli persoalan kaum yang miskin dan ditindas dan  yang sengaja dipinggiran oleh penguasa. Ketiga, memiliki jejaring ornop dan kerakyatan yang tersebar di seantero Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

Keempat, mereka mumpuni untuk berbicara persoalan pendidikan Indonesia karena teori dan praktek berpadu di dalam diri dan ini dibuktikan dengan 20 tahun bergumul pada pendidikan kritis kerakyatan.

Kritik kepada Sistem dan Struktur Pendidikan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun