10. Intelegensi (IQ)
Apabila anak mengalami kesulitan pada salah satu aspek diatas, maka memungkinan akan berdampak pada kesulitan belajar matematika atau yang biasa disebut dengan diskalkulia.
Diskalkulia adalah suatu gangguan dimana seseorang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Dalam ilmu psikologi, diskalkulia termasuk dalam kategori gangguan perkembangan belajar. Dalam menentukan apakah anak mengalami dikalkulia atau tidak diperlukan serangkaian tes untuk mendiagnosanya yang dilakukan oleh mereka yang ahli dalam bidangnya. Berdasarkan kriteria DSM IV-TR terdapat tiga kriteria diagnostik untuk menentukan adanya kesulitan belajar matematika atau diskalulia dalam diri individu, yaitu:
1. Kemampuan matematika, bila diukur dengan tes standar yang diberikan secara individual, hasilnay berada di bawah dari yang diharapkan menurut umur yang sebenarnya, intelegensi yang diukur dan pendidikan yang sesuai dengan umur orang tersebut.
2. Gangguan pada kriteria 1 sudah mengganggu pencapaian akademik atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang membutuhkan kemampuan matematika.
3. Apabila terdapat defisit sensoris, kesulitan matematika adalah secara jelas melebihi dari yang biasanya berhubungan dengannya.
Diskalkulia memiliki beberapa krakteristik yang dapat dikenali diantarnya adanya gangguan dalam hubungan keruangan, abnormalitas persepsi visual, asosiasi-visual motor, perseverasi, kesulitan mengenal dan memahami simbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam Bahasa dan membaca, dan performance IQ jauh lebih rendah daripada skor Verbal IQ
Gangguan Hubungan Keruangan
Anak diskalkulia sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep hubungan keruangan seperti kanan-kiri atas-bawah, puncak-dasar, jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang, dan awal-akhir yang umumnya telah dikuasai oleh anak pada saat mereka belum masuk SD.
Abnormalitas Persepsi Visual
Anak dengan diskalkulia sering mengalami kesulitan untuk melihat berbagai objek dalam hubungannya dengan kelompok atau set. Mereka akan mengalami kesulitan bila mereka diminta untuk menjumlahkan dua kelompok benda yang masing-masing terdiri dari lima dan empat anggota, sering tidak mampu membedakan bentuk-bentuk geometri.