Manusia merupakan makhluk cerdas dengan ciri khas yang unik dibandingkan makhluk hidup lainnya.
 1 Melalui akal dan intuisi, manusia membangun  hubungan  vertikal dan horizontal.
 Dalam hubungan vertikal  manusia mempunyai hubungan metafisik transenden dengan Tuhan Yang  Maha Esa, sehingga ia akan ikhlas mengabdikan diri kepada Tuhannya  untuk mencapai kedamaian, kemuliaan, melalui berbagai macam upaya menyambut kehidupan  setelah kematian.
 2 Oleh karena itu, Tuhan memberikan agama kepada umat manusia  agar umat manusia dapat beribadah kepada-Nya dan untuk Dia.
 Sedangkan dalam hubungan horizontal, manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang terikat bersama untuk berbagi kehidupan dan saling membutuhkan.
 Hubungan vertikal dan horizontal manusia sebenarnya berpotongan.
 Dalam komunitas sosial dan keagamaan, orang mencari akar keyakinannya untuk hubungan vertikal.
 Agama -lah yang benar-benar akan melahirkan manusia dan mengantarkannya pada dua aspek kehidupan,  baik menuju Tuhan, menuju manusia lain (rakyat) dan menuju Negara sebagai organisasi, kekuasaan mengawasi kehidupan manusia.
 Sulit dipungkiri bahwa betapapun kuatnya gagasan tentang hubungan antara agama dan negara saat ini, namun sejarah sudah cukup untuk menunjukkan perbedaan yang signifikan.
 Pada model , hubungan ini  dipengaruhi oleh realitas sosial, berpihak pada agama Islam dan mempunyai tiga ideologi yaitu sekuler, tradisional, dan reformasi.
28 Pada fase sekuler , agama Islam diposisikan sebagai  hubungan terbatas antar manusia.