Majalah Time di New York, AS memberitakan, warga Rempang saat ini  berupaya  menolak  investasi pembangunan pabrik yang dilakukan Xinyi Group, produsen pasir kuarsa asal China.
 Mereka mengatakan, akibat pembangunan ini, 7.
500 warga terancam mengungsi.
 Di Timur Tengah, media  Qatar Al Jazeera juga menganalisis alasan warga Rempang menolak investasi senilai ratusan triliun dolar tersebut.
 Al Jazeera menyebutkan, pabrik tersebut dibangun di pusat perekonomian yang dikenal dengan nama Rempang Eco-City.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H