Mohon tunggu...
FAJRIN PUTRA WIJAYA
FAJRIN PUTRA WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta

Tak masalah menjadi dibenci, asal tidak menjadi pembenci.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Lahirnya Perjanjian AUKUS

25 Oktober 2022   19:40 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski telah berlalu beberapa tahun silam, namun pembahasan tentang perjanjian AUKUS masih menjadi hal yang menarik untuk dikaji dan dibahas. Hal ini karena, bukan saja secara mengejutkan, namun juga munculnya perjanjian AUKUS hampir membuat gejolak perpecahan dalam sekutu Amerika Serikat itu sendiri. 

Pasalnya, melalui perjanjian kerja sama ini, memungkinkan bagi Australia untuk melakukan produksi kapal selam dengan basis tenaga yaitu nuklir. Gejolak dalam sekutu Barat Amerika Serikat terjadi karena perjanjian AUKUS ini menjadi penyebab dibatalkannya perjanjian kapal selam antara Australia dan Prancis oleh pihak Australia.

 Wajar jika Prancis kemudian bergejolak atas lahirnya perjanjian AUKUS. Tidak hanya itu, karena perjanjian AUKUS tersebut membuat Amerika Serikat harus memperbaiki hubungannya dengan Uni Eropa. 

Dalam perjanjian ini, tidak hanya memungkinkan Australia untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris saja. Namun kerja sama ini juga mencakup kerja sama siber dan kecerdasan buatan yang digunakan untuk keperluan militer (CNN Indonesia, 2021).

Tidak hanya Prancis saja yang memberikan reaksi negatif atas perjanjian AUKUS, sejumlah kalangan internasional dan negara lain juga memberikan respon yang sangat ragam. Jika Prancis memberikan reaksi atas rasa kecewanya karena pembatalan perjanjian, namun dunia merespon ini sebagai sebuah hal yang harus diwaspadai. 

Wajar saja dunia harus waspada. Sebab, dalam asumsi teori Realisme, terdapat istilah yang disebut dengan security dilemma, yang merupakan kondisi ketika terdapat satu negara meningkatkan power, maka akan memicu insekuritas negara lain yang mengakibatkan negara lain turut ikut meningkatkan power dan begitu seterusnya (Morgenthau, 1948). 

Pihak atau aktor lain juga menduga bahwa perjanjian AUKUS juga merupakan dampak dari sesuatu lainnya. Apakah perjanjian AUKUS hanya menyebabkan insekuritas dan security dilemma bagi dunia, atau bahkan perjanjian AUKUS merupakan hasil dari insekuritas dan security dilemma dari negara -- negara yang melakukan perjanjian dalam perjanjian AUKUS, yaitu Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Dalam tulisan ini akan membahas fokus pada analisis dua hal. Pertama sebab dari munculnya perjanjian AUKUS. Kedua, akibat dari munculnya perjanjian AUKUS tersebut. Salah satu pepatah Indonesia menyatakan bahwa, "Tidak akan ada asap jika tidak ada api", yang maksudnya adalah segala sesuatu tentu saja ada sebabnya. 

Perjanjian AUKUS cenderung muncul secara tiba -- tiba tanpa ada proses atau tanda -- tanda tertentu. Hal ini menarik untuk dibahas mengenai apa sebab sebenarnya dari kemunculan perjanjian AUKUS. 

Seperti yang kita ketahui, dalam perjanjian AUKUS, pihak yang menerima keuntungan utama adalah Australia yang merupakan salah satu negara anggota persemakmuran Inggris yang juga bersekutu dengan Amerika Serikat. Secara letak geografis, ketiga negara (Australia, Inggris, dan Amerika Serikat) memiliki letak yang berjauhan, terutama Australia yang terletak di kawasan Pasifik.

Dengan letaknya yang berada di kawasan Pasifik, Australia menjadi jauh dengan sekutu dan persemakmurannya. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa Amerika Serikat dan Inggris mau berbagi teknologi militer bertenaga nuklir kepada Australia. Namun, apakah hanya karena ingin membantu Australia, kemudian Amerika Serikat dan Inggris harus juga membuat Prancis tersinggung dan marah? Rasanya hal ini tidak terlalu logis. Sebab, harga yang dikeluarkan nampaknya tidak senilai dengan apa yang didapatkan. 

Tentu seharusnya ada hal lain yang lebih urgensi menjadi sebab dari munculnya perjanjian AUKUS. Kemungkinan lain yang lebih masuk akal adalah, perjanjian AUKUS lahir untuk membendung dan berusaha menandingi pengaruh dari Cina di kawasan Indo -- Pasifik. Seperti yang kita tahu, Australia berada dalam kawasan yang sangat dekat dengan pengaruh Cina, yaitu Indo -- Pasifik atau Asia -- Pasifik.

Alasan menandingi pengaruh Cina di kawasan tersebut menjadi alasan yang setidaknya paling masuk akal sehingga perjanjian AUKUS lahir. Sebab, selama ini Cina memiliki dominasi pengaruh di kawasan Indo -- Pasifik melalui Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa dengan beberapa negara ASEAN. Dengan alasan mengimbangi pengaruh dominasi Cina di kawasan, munculnya perjanjian AUKUS menjadi lebih masuk akal. 

Meski harus "mengorbankan" Prancis, namun ada harga yang lebih tinggi, yaitu eksistensi pengaruh hegemoni Barat di kawasan Indo -- Pasifik. Soal Prancis, bisa saja dirundingkan dan diberikan pengertian dengan baik -- baik. Jika sebab dari munculnya perjanjian AUKUS adalah untuk menandingi pengaruh Cina, maka juga adalah hal yang wajar bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk melakukan hal tersebut. Sebab menurut teori Realisme, hal ini merupakan bagian dari langkah balance of power.

Pembahasan kedua, yaitu terkait akibat dari munculnya perjanjian AUKUS. Tentu saja akibat pertama adalah marahnya Prancis karena akibat dari munculnya perjanjian AUKUS membuat perjanjian antara Australia dan Prancis menjadi batal. Tidak hanya Prancis, munculnya AUKUS juga mendapat respon dari Cina dengan menuding bahwa perjanjian AUKUS merupakan mentalitas perang dingin yang dapat merusak stabilitas dan perdamaian kawasan. 

Tidak hanya itu, Cina juga mengkritik perjanjian AUKUS dengan menyebut bahwa perjanjian tersebut melanggar non -- proliferasi nuklir yang berlaku internasional. Seperti yang diketahui, bahwa hanya beberapa negara yang dibolehkan memiliki nuklir, yang juga dibatasi serta diawasi penggunaannya. Manuver yang mendadak melalui perjanjian AUKUS membuat Uni Eropa juga menjadi kebingungan.

 Pasalnya Uni Eropa sebelumnya ingin melakukan pendekatan yang persuasif terhadap Cina. Hal ini nampaknya terdapat salah paham atau mungkin kurang koordinasi antara negara sekutu Amerika Serikat dalam menghadapi Cina. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa perjanjian AUKUS tidak hanya untuk membantu sekutu, namun sekaligus menandingi pengaruh dari musuh.

Referensi

CNN Indonesia. (2021, September 21). Mengenal AUKUS, Kesepakatan Kapal Selam Nuklir Bikin Gaduh. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

Morgenthau, H. J. (1948). Politics Among Nations. New York: Alfred A. Knopf. Inc.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun