Mohon tunggu...
FAJRIN PUTRA WIJAYA
FAJRIN PUTRA WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta

Tak masalah menjadi dibenci, asal tidak menjadi pembenci.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Lahirnya Perjanjian AUKUS

25 Oktober 2022   19:40 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu seharusnya ada hal lain yang lebih urgensi menjadi sebab dari munculnya perjanjian AUKUS. Kemungkinan lain yang lebih masuk akal adalah, perjanjian AUKUS lahir untuk membendung dan berusaha menandingi pengaruh dari Cina di kawasan Indo -- Pasifik. Seperti yang kita tahu, Australia berada dalam kawasan yang sangat dekat dengan pengaruh Cina, yaitu Indo -- Pasifik atau Asia -- Pasifik.

Alasan menandingi pengaruh Cina di kawasan tersebut menjadi alasan yang setidaknya paling masuk akal sehingga perjanjian AUKUS lahir. Sebab, selama ini Cina memiliki dominasi pengaruh di kawasan Indo -- Pasifik melalui Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa dengan beberapa negara ASEAN. Dengan alasan mengimbangi pengaruh dominasi Cina di kawasan, munculnya perjanjian AUKUS menjadi lebih masuk akal. 

Meski harus "mengorbankan" Prancis, namun ada harga yang lebih tinggi, yaitu eksistensi pengaruh hegemoni Barat di kawasan Indo -- Pasifik. Soal Prancis, bisa saja dirundingkan dan diberikan pengertian dengan baik -- baik. Jika sebab dari munculnya perjanjian AUKUS adalah untuk menandingi pengaruh Cina, maka juga adalah hal yang wajar bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk melakukan hal tersebut. Sebab menurut teori Realisme, hal ini merupakan bagian dari langkah balance of power.

Pembahasan kedua, yaitu terkait akibat dari munculnya perjanjian AUKUS. Tentu saja akibat pertama adalah marahnya Prancis karena akibat dari munculnya perjanjian AUKUS membuat perjanjian antara Australia dan Prancis menjadi batal. Tidak hanya Prancis, munculnya AUKUS juga mendapat respon dari Cina dengan menuding bahwa perjanjian AUKUS merupakan mentalitas perang dingin yang dapat merusak stabilitas dan perdamaian kawasan. 

Tidak hanya itu, Cina juga mengkritik perjanjian AUKUS dengan menyebut bahwa perjanjian tersebut melanggar non -- proliferasi nuklir yang berlaku internasional. Seperti yang diketahui, bahwa hanya beberapa negara yang dibolehkan memiliki nuklir, yang juga dibatasi serta diawasi penggunaannya. Manuver yang mendadak melalui perjanjian AUKUS membuat Uni Eropa juga menjadi kebingungan.

 Pasalnya Uni Eropa sebelumnya ingin melakukan pendekatan yang persuasif terhadap Cina. Hal ini nampaknya terdapat salah paham atau mungkin kurang koordinasi antara negara sekutu Amerika Serikat dalam menghadapi Cina. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa perjanjian AUKUS tidak hanya untuk membantu sekutu, namun sekaligus menandingi pengaruh dari musuh.

Referensi

CNN Indonesia. (2021, September 21). Mengenal AUKUS, Kesepakatan Kapal Selam Nuklir Bikin Gaduh. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

Morgenthau, H. J. (1948). Politics Among Nations. New York: Alfred A. Knopf. Inc.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun