Mohon tunggu...
FAJRIN PUTRA WIJAYA
FAJRIN PUTRA WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta

Tak masalah menjadi dibenci, asal tidak menjadi pembenci.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Invasi Rusia ke Ukraina: Perspektif Realisme dan Neo-Realisme

25 Oktober 2022   15:00 Diperbarui: 25 Oktober 2022   15:05 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika analisis dilakukan dengan menggunakan konsep keseimbangan kekuatan, pada awalnya invasi Rusia ke Ukraina adalah pola persaingan. Ini dapat dilihat bagaimana Amerika Serikat dan Barat adalah anggota NATO, dan Rusia, memiliki minat untuk memperluas pengaruh militer di Ukraina. Tetapi ketika Rusia benar-benar mengambil tindakan militer terhadap Ukraina, ada perubahan pola untuk mengarahkan perlawanan. Negara-negara NATO menjadi enggan memberikan bantuan militer yang serius kepada Ukraina setelah Rusia benar-benar mengambil tindakan militer. Ada beberapa faktor mengapa NATO berperilaku seperti ini. Pertama, dari sisi Amerika Serikat yang kini dipimpin oleh Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat yang memang cenderung melakukan langkah-langkah diplomasi soft power. Kedua, mengingat ketergantungan Eropa pada pasokan energi dari Rusia.

Mengenai metode keseimbangan kekuatan, apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina cenderung termasuk dalam kategori metode dengan penggunaan senjata militer. Meskipun ada keterlibatan aliansi pertahanan seperti NATO, tetapi ini tidak cukup kuat untuk dikatakan termasuk dalam kategori metode penggunaan aliansi. Sebab, Ukraina sendiri belum resmi bergabung dengan NATO. Belakangan, Rusia juga bertindak atas nama negaranya sendiri, bukan atas nama CSTO. Jadi analisis yang paling tepat dalam penggunaan metode keseimbangan kekuatan adalah penggunaan senjata militer. Sebab, upaya balance of power yang  dilakukan Rusia untuk mengimbangi pengaruh militer negara-negara Barat dilakukan oleh Rusia dengan menggunakan senjata militer.

            Selain menganalisis penyebab invasi Rusia ke Ukraina, penulis juga berusaha menganalisis konsekuensi dan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Kemungkinan pertama yang dapat dianalisis dari sudut pandang realisme adalah bahwa, dengan invasi ini, dapat diprediksi bahwa setiap negara akan meningkatkan kekuatan. Dari sudut pandang neo-realisme, diprediksi bahwa setiap negara akan membuat pilihan antara kubu barat atau kubu negara Rusia. Kemungkinan negara melakukan keduanya, yaitu menambah kekuatan dan membentengi juga tidak bisa dihindari, itu bisa terjadi. Dalam hal ekonomi, mungkin negara akan melakukan apa yang dipikirkan neo-liberalisme.

            Salah satu kemungkinan jika itu terjadi akan sangat berbahaya adalah jika sekutu Rusia, yakni China juga menginvasi Taiwan. Hal ini bisa terjadi mengingat hubungan antara China dan Taiwan yang sangat mirip. Beberapa orang memprediksi bahwa jika itu terjadi, maka mungkin ada perang nuklir yang mengarah pada perang dunia ketiga. Selain China, negara lain yang menjadi perhatian dunia adalah Korea Utara. Negara itu bisa saja melakukan hal yang sama dengan Korea Selatan. Namun, semua kemungkinan ini tidak diharapkan terjadi dan dapat mengarah pada resolusi konflik.

Sebagai kesimpulan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang terjadi di Ukraina adalah hasil dari keprihatinan Rusia tentang hegemoni Amerika Serikat dan Barat. Dengan demikian, penulis menilai bahwa sebenarnya invasi ini sama dengan perang lainnya di Timur Tengah, sama seperti perang di Korea, perang di Vietnam, dan bahkan mungkin sama dengan perang yang ada di dunia pasca-Perang Dunia Kedua. Apa yang sama? Menurut penulis yang sama adalah akar masalah dan motifnya. Akar masalahnya adalah dualisme kekuatan dunia. Motifnya adalah ingin menjadi yang terkuat. Ini mirip dengan Perang Dingin. Beberapa perang lain seperti di Timur Tengah, Vietnam, Korea, dan sebagainya juga memiliki kesamaan seperti itu. Sehingga perang yang ada selama ini adalah perang untuk mempertaruhkan pengaruh kekuatan dunia.  Sulit bagi penulis untuk menganalisis kapan keadaan saling mempengaruhi ini akan selesai. Sehingga penulis melihat hal ini sebagai sebuah keniscayaan. Tapi, penulis menganut prinsip realisme bahwa konflik tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola. Meskipun kita sering berkelahi, kita juga sering berdamai. Penulis menganggap ini sebagai dinamika yang telah menjadi hukum alam.

Referensi

Buku

Morgenthau, H. J. (1948). Politics Among Nations. New York: Alfred A. Knopf. Inc.

Rosyidin, M. (2020). Teori Hubungan Internasional Dari Perspektif Klasik Sampai Non-Barat. (Y. S. Hayati, Ed.) Depok, Jawa Barat, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada.

Valdai Discussion Club. (2014). The Crisis in the Ukraine: Root, Causes, and Scenarios for the Future. Moskow.

Jurnal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun