Mohon tunggu...
Fajrin Nurhidayah
Fajrin Nurhidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Saya menyukai hal hal baru yang memiliki banyak misteri dan tantangan, saya suka menghargai orang lain dengan harapan saya juga di hargai oleh orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh BK Pada Anak Broken Home di SD

29 Desember 2024   14:43 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:03 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Pendahuluan

Bimbingan konseling di sekolah dasar memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan siswa, terutama bagi anak yang berasal dari keluarga broken home. Keluarga broken home, yang sering kali ditandai dengan perceraian atau konflik keluarga, dapat menyebabkan dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental dan perkembangan sosial anak. Dalam konteks ini, bimbingan konseling berfungsi sebagai intervensi yang dapat membantu anak dalam mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi.

Definisi Bimbingan Konseling

Bimbingan konseling adalah proses yang dilakukan oleh konselor untuk membantu individu dalam mengatasi masalah pribadi, sosial, dan akademik. Di tingkat sekolah dasar, tujuan utama dari bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa mengenali potensi diri, mengembangkan keterampilan sosial, serta memberikan dukungan emosional yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Menurut (Haryatri, 2019), bimbingan konseling bertujuan untuk memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan diri secara optimal dan mencapai tugas perkembangan mereka.

Definisi Keluarga Broken Home

Keluarga broken home merujuk pada situasi di mana terdapat ketidak stabilan dalam struktur keluarga, yang dapat disebabkan oleh perceraian, konflik yang berkepanjangan, atau ketidak harmonisan lainnya dalam keluarga (Alvin A., & Oktavia, 2024). Anak dalam situasi ini sering mengalami dampak negatif, seperti penurunan motivasi belajar, kesulitan dalam berinteraksi sosial, dan masalah emosional seperti kecemasan dan depresi.

Dampak Keluarga Broken Home pada Anak

Anak yang berasal dari keluarga broken home seringkali mengalami berbagai masalah emosional dan sosial. Perpisahan orang tua dapat menyebabkan rasa kehilangan, ketidak pastian, dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa anak broken home cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan masalah perilaku yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka (Nurohman & Prasasti, 2019). Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menyediakan layanan bimbingan konseling yang efektif untuk membantu dalam menghadapi berbagai permasalahan yang di alami siswa.

Pentingnya Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar

Bimbingan konseling di sekolah dasar berfungsi sebagai intervensi penting untuk membantu anak dari keluarga broken home. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bimbingan konseling sangat penting bagi siswa sekolah dasar menurut (Rahim F., Aunur, 2023):

1. Membantu Mengelola Emosi

Anak dari keluarga broken home sering kali mengalami emosi yang kompleks dan sulit untuk dikelola. Bimbingan konseling memberikan ruang aman bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka dan belajar cara mengelola emosi tersebut. Konselor dapat membantu anak memahami perasaan mereka dan memberikan strategi yang efektif

2. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Kesulitan dalam menjalin hubungan sosial adalah masalah umum bagi anak dari keluarga broken home. Melalui bimbingan konseling, anak dapat belajar keterampilan sosial yang diperlukan untuk membangun hubungan positif dengan teman sebaya. Ini termasuk pelatihan komunikasi dan cara berinteraksi dengan orang lain secara sehat

3. Dukungan Akademik

Bimbingan konseling juga berperan dalam mendukung perkembangan akademik siswa. Konselor dapat memberikan strategi belajar yang efektif serta membantu siswa menetapkan tujuan akademik yang realistis. Dengan dukungan ini, anak diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka meskipun menghadapi tantangan di rumah

4. Pendekatan Individual

Setiap anak memiliki kebutuhan unik, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga broken home. Pendekatan individual dalam bimbingan konseling memungkinkan konselor untuk memahami masalah spesifik yang dihadapi oleh setiap anak dan memberikan solusi yang tepat. Ini termasuk melakukan kunjungan rumah untuk memahami kondisi keluarga secara lebih mendalam.

Peran Bimbingan Konseling dalam Mengatasi Masalah Anak Broken Home 

Bimbingan konseling memiliki beberapa peran penting dalam membantu anak dari keluarga broken home:

1. Dukungan Emosional

Konselor sekolah menyediakan ruang aman bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka. Dengan berbicara tentang masalah yang dihadapi, anak dapat belajar cara mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Hal ini sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan mental yang lebih serius di kemudian hari (Adriani, 2013).

2. Pengembangan Keterampilan Sosial

Melalui sesi bimbingan konseling, anak diajarkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Keterampilan ini sangat penting bagi anak broken home yang mungkin kesulitan menjalin hubungan karena latar belakang keluarga mereka (Qonita et al., 2022). Konselor dapat memberikan strategi untuk membangun hubungan positif dan sehat.

3. Peningkatan Prestasi Akademik

Bimbingan konseling juga berperan dalam mendukung prestasi akademik siswa. Konselor membantu siswa merencanakan tujuan pendidikan dan karier yang sesuai dengan minat serta bakat mereka. Dengan mendapatkan dukungan ini, anak dapat lebih fokus pada pembelajaran dan mencapai hasil yang lebih baik di sekolah (Haryatri, 2019).

4. Pencegahan Masalah Perilaku

Konselor memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah perilaku sejak dini dan memberikan intervensi yang diperlukan. Dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat membantu anak memahami perilaku mereka dan memberikan strategi untuk mengubah perilaku negatif menjadi positif (Mungin & Mungin, 2014)

Metode Bimbingan Konseling

Menurut (Wahdanah, I. N., Saputri, L., & Abdurrahman, 2022). Bimbingan konseling dapat dilakukan melalui berbagai metode atau teknik sebagai berikut:

  • Konseling Individu: Sesi tatap muka antara konselor dan siswa untuk membahas masalah secara pribadi.
  • Konseling Kelompok: Sesi di mana beberapa siswa berkumpul untuk berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.
  • Workshops: Pelatihan atau lokakarya yang mengajarkan keterampilan tertentu, seperti manajemen stres atau keterampilan sosial.
  • Home Visits: Kunjungan ke rumah siswa untuk memahami lingkungan keluarga mereka dan memberikan dukungan langsung

Bagaimana Bimbingan Konseling Dapat Membantu Meningkatkan Motivasi Belajar Mereka?

Dilansir dari jurnal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (2023), yang menjelaskan terdapat beberapa cara atau upaya yang dapat di lakukan guru BK dalam membantu meningkatkan motivasi belajar siswa broken home:

1. Pendekatan Individual

Konseling individual memberikan kesempatan bagi anak untuk berbicara tentang masalah pribadi mereka dalam suasana yang aman dan nyaman. Melalui pendekatan ini, konselor dapat memahami masalah spesifik yang dihadapi anak dan memberikan dukungan yang sesuai. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan konseling individual pada siswa broken home mampu meningkatkan motivasi belajar mereka.

2. Teknik Reinforcement Positif

Penggunaan teknik reinforcement positif, seperti pemberian reward atau penghargaan, terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar anak-anak dari keluarga broken home. Dengan memberikan pujian atau hadiah atas pencapaian kecil, anak-anak merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berusaha. Konselor dapat merancang program penghargaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Konseling Kelompok

Konseling kelompok menawarkan platform bagi anak untuk berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain. Dalam kelompok, anak dapat belajar dari teman sebaya mereka dan merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah. Ini juga membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting untuk interaksi di lingkungan sekolah.

4. Home Visits

Melakukan kunjungan ke rumah siswa (home visit) memungkinkan konselor untuk memahami kondisi keluarga secara lebih mendalam. Dengan mendekati situasi di rumah, konselor dapat memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran dan membantu orang tua memahami peran mereka dalam mendukung pendidikan anak. Home visit juga menunjukkan kepada anak bahwa ada perhatian dan dukungan dari pihak sekolah.

5. Pemberian Arahan dan Motivasi

Konselor berperan sebagai mentor yang memberikan arahan dan semangat kepada siswa. Mereka dapat membantu siswa menetapkan tujuan akademik yang realistis dan memberikan strategi untuk mencapainya. Dengan adanya dukungan moral dari konselor, anak akan merasa lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan belajar.

6. Penggunaan Metode Terapi Rasional Emotif

Metode terapi rasional emotif dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi kenakalan dan meningkatkan motivasi belajar. Dengan membantu siswa mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan pola pikir positif, konselor dapat mendorong siswa untuk lebih berfokus pada tujuan akademik mereka.

7. Monitoring dan Evaluasi Berkala

Proses bimbingan konseling tidak berhenti setelah sesi pertama; penting bagi konselor untuk melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap kemajuan siswa. Dengan memantau perkembangan mereka, konselor dapat menyesuaikan pendekatan yang digunakan agar lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar.

Tantangan Utama Yang Dihadapi Guru BK Dalam Memberikan Layanan Konseling Pada Siswa Broken Home

1. Kurangnya Pemahaman dan Dukungan

Banyak pihak, termasuk orang tua, siswa, dan bahkan rekan-rekan guru, sering kali tidak memahami sepenuhnya peran dan manfaat layanan bimbingan konseling. Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar dapat menghambat implementasi program bimbingan konseling yang efektif. Siswa mungkin merasa ragu untuk mendekati konselor jika mereka tidak memahami apa yang bisa dilakukan oleh konselor untuk membantu mereka (Adriani, 2023).

2. Keterbatasan Sumber Daya

Sekolah sering kali menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran maupun jumlah konselor yang tersedia. Keterbatasan ini dapat menghambat pengembangan program bimbingan konseling yang komprehensif. Dalam banyak kasus, satu konselor harus menangani banyak siswa, sehingga sulit untuk memberikan perhatian yang cukup kepada setiap individu (Evi Wahyu Febriani, 2024).

3. Beban Kerja yang Tinggi

Guru BK sering kali memiliki beban kerja yang sangat berat, dengan rasio konselor siswa yang tidak seimbang. Hal ini dapat mengurangi kualitas layanan yang diberikan kepada siswa. Ketika konselor harus menangani banyak kasus sekaligus, mereka mungkin tidak dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh setiap siswa secara optimal (Al-Mursyid, 2023).

4. Kesulitan dalam Menjangkau Siswa

Anak dari keluarga broken home sering kali mengalami masalah emosional yang kompleks, seperti kecemasan dan rendah diri, yang dapat membuat mereka enggan untuk berinteraksi dengan guru BK. Beberapa siswa mungkin merasa malu atau takut untuk membagikan masalah pribadi mereka, sehingga menyulitkan guru BK untuk menjangkau mereka dan memberikan bantuan yang diperlukan (Willis, 2011).

5. Stigma sosial

Siswa yang berasal dari keluarga broken home mungkin menunjukkan sikap menentang atau ketidak percayaan terhadap otoritas, atau bahkan mungkin merasa malu atau takut mencari bantuan. Hal tersebut karena stigma terkait dengan masalah emosional anak akibat kondisi keluarga broken home (Qonita et al., 2022). Kondisi tersebut yang membuat mereka bersikap membrontak bahkan tidak ingin di ikut campuri oleh guru. Mereka mungkin merasa bahwa guru tidak memahami situasi mereka atau terlalu mencampuri urusan pribadi mereka. Sikap ini dapat menjadi penghalang dalam membangun hubungan terapeutik yang diperlukan untuk proses konseling.

6. Komunikasi dengan Orang Tua

Kurangnya kerjasama antara orang tua dan guru BK juga menjadi tantangan signifikan. Banyak orang tua dari anak broken home mungkin tidak terlibat aktif dalam pendidikan anak mereka atau merasa terasing dari proses pendidikan di sekolah. Tanpa dukungan orang tua, upaya guru BK untuk membantu siswa dapat terhambat(Risqa Nur Fitriani, 2023).

7. Keterbatasan Pengetahuan tentang Teknik Konseling

Tidak semua guru BK memiliki pelatihan atau pengetahuan yang cukup mengenai teknik-teknik konseling yang efektif untuk anak dari keluarga broken home. Penggunaan metode yang tepat sangat penting untuk membantu siswa mengatasi masalah emosional dan sosial mereka (Patimah, D. A., & Saniah, S., 2023).

Studi Kasus

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa siswa dari keluarga broken home yang mendapatkan layanan bimbingan konseling menunjukkan peningkatan signifikan dalam motivasi belajar dan keterampilan sosial dibandingkan dengan siswa yang tidak mendapatkan layanan tersebut. Ini menunjukkan bahwa intervensi bimbingan konseling sangat efektif dalam membantu anak menghadapi tantangan mereka.

Kesimpulan

Bimbingan konseling di sekolah dasar memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak dari keluarga broken home. Dengan memberikan dukungan emosional, sosial, dan akademik, bimbingan konseling dapat membantu anak-anak ini mengatasi masalah mereka dan mencapai potensi penuh mereka. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menyediakan layanan bimbingan konseling yang memadai agar semua siswa, terutama yang berasal dari latar belakang sulit, mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara optimal.

(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)
(Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun