Fenomena saling hujat dalam Pilkada tidak hanya merugikan para kandidat, tetapi juga masyarakat luas. Sebagai pemilih yang bijak, kita perlu selektif dalam menyikapi informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh ujaran kebencian atau kritik yang tak berlandaskan fakta. Sementara itu, para pasangan calon dan tim sukses perlu menyadari bahwa demokrasi yang baik adalah demokrasi yang dibangun atas dasar gagasan, integritas, dan penghargaan terhadap lawan.
Pilkada yang sehat bukan hanya tentang memenangkan suara, melainkan juga tentang memelihara kepercayaan publik terhadap proses demokrasi itu sendiri. Buku seperti The Republic karya Plato dan On Liberty karya John Stuart Mill dapat menjadi referensi untuk memahami pentingnya moralitas dan pendidikan dalam politik.
Selain itu, karya Simulacra and Simulation oleh Jean Baudrillard mengajarkan kita tentang bagaimana media bisa memperkeruh realitas politik. Dengan demikian, sudah saatnya setiap pihak menahan diri dan fokus pada program serta visi, misi yang dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat, bukan memperkeruh suasana dengan hujatan yang hanya mengundang perpecahan.
Penulis: Fajrin BilontaloÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H