Postmodernisme
Postmodernisme berasal dari Bahasa inggris yang berarti paham isme yang berkembang setelah (post) modern. Yang diartikan bahwa postmodernisme merupakan kelanjutan dari modernisme. Postmodernisme diperkenalkan pertama kali oleh Jean-Francois Lyotard yang dikatakan bahwa postmodernisme dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan di tahun 1970-an dalam bukunya yang berjudul "The Postmodern Condition: A Report on Knowledge". Postmodernisme diposisikan sebagai kritik atas pengetahuan universal, adanya tradisi metafisik, fondasionalisme maupun modernisme. Kata postmodern berasal dari kata depan "post" dengan kata akhir "modern" (Perancis, moderene). (Maksum, 2014: 305-306).Â
Menurut beberapa para ahli yang lainnya, seperti Louis Leahy, postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern (Leahy, 1985: 271). Menurut Emanuel, postmodernisme adalah keseluruhan usaha yang bermaksud merevisi kembali paradigma modern (Emanuel, 2006: 93). Sedangkan menurut Ghazali dan Effendi, postmodernisme mengoreksi modernisme yang tidak terkendali yang telah muncul sebelumnya (Ghazali & Effendi,2009: 161). Sehingga dalam pemikiran tersebut disimpulkan. Postmodernisme adalah ide baru yang menolak adanya perkembangan ide dari teori pemikiran sebelumnya yaitu paham modenisme yang mencoba memberikan kritik karena dianggap gagal bertanggung jawab terhadap kehancuran martabat manusia.Â
Post modernisme diartikan sebagai perkembangan setelah adanya era modern yang mengacu pada modernisme. Adanya pikiran yang digantikan dengan keinginanan, penalaran digantikan oleh emosi dan moralitis digantikan oleh relativisme, kebenaran yang disamakan dengan kekuatan atau kekuasaan. Identitas diri akan muncul karena adanya kelompok.
Â
Karteristik Pemikiran Postmodernisme
Buku Amin Abdullah yang berjudul "Falsafah Kalam di Era Postmodernisme" menyatakan adanya ciri-ciripemikiran modernisme merupakan dekonstruktif. Semua bangunan atau konsteruksi dasar keilmuan yang lebih mapan dalam era modern, baik dalam bidang sosiologi,psikologi, antropologi, sejarah, dan ilmu-ilmu kealaman yang selama ini selalu dipertanyakan ulang oleh postmodernisme. Teori ini dianggap menutup meunculnya teori-teori lain karena lebih dianggap dapat membantu memahamirealistis dan pemecahan sebuah masalah. Klaim adanya teori baku, standar, yang tidak dapat diganggu gugat, hal itulah yang ditentang oleh pemikiran postmodernisme.
Standar yang dilihatnya kaku dan terlalu skematis sehingga tidak cocok untuk melihat realitas yang jauh lebih rumit. Maka menurutnya harus diubah, diperbaiki, dan disempurnakan oleh para pemikir postmodernisme. Dalam istilah Amin Abdullah dikenal dengan deconstructionism yakni upaya mempertanyakan ulang teori-teori yang sudah mapan yang telah dibangun oleh pola pikir modernisme, untuk kemudian dicari dan disusun teori yang lebih tepat dalam memahami kenyataan masyarakat saat ini, meliputi keberagaman, dan juga realitas alam (Abdullah, 2004: 96).
Â
Fenomena Postmodernisme dalam Fim Supernova
Film merupakan salah satu bentuk dari dedikasi, ide dan pemikiran pengarang terhadap nilai yang hidup adanya perkembangan ditengah-tengah masyarakat karena film sendiri tidak pernah lepas keterkaitannya dengan system sosial budaya yang melingkupinya. Dengan demikian adanya fenomena sosial yang terdapat pada unsur film tersebut.
Kisah film ini berisi cerita yang menarik, isi cerita yang berkaitan dengan masyarakat metropolis, yang mementingkan adanya pengetahuan maupun teknologi. Film ini memiliki alur yang menggambarkan kehidupan seorang tokoh yang memiliki fantasi dalam mengekspresikan kehidupannya. Pada film tersebut, tokoh tidak terikat bebas pada zaman, yang ditampilkan melalui beberapa sikap. Dengan memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang menggambaran manusia melalui gaya hidup yang ditonjolkan pada postmodern, yaitu manusia yang mengalami adanya perubahan budaya atau cara pikir karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, misalnya menggunakan perncitraan, pastiche, dan camp dalam mendapatkan eksistensi dirinya dan gaya hidup ala postmodern yang merupakan tren kehidupan.Â
Kebudayaan yang digambarkan Dee Lestari dalam Film Supernova dipahami dari aktivitas tokoh yang meniru kebiasaan masyarakat asing ke dalam budaya dan likungannya. Terdapatnya penggunaan Bahasa, benda, dan arsitektur maupun aktivitas yang biasa dilakukan oleh negara lain termasuk ciri ekletisisme. Dilihat dari kutipan sebagai berikut.
"Maaf, siapa namanya tadi, Kak?"
"Elektra"
"Senyum gadis James Bond? The World Is Not Enough?" aktivitas tokoh yang memadukan kebudayaan dalam kehidupannya, seperi pada kutipan "Senyum gadis James Bond? The World Is Not Enough?", kutipan tersebut menandakan adanya kebudayaan yang dipadukan dari segi bahasa dan sikap. Tokoh dalam film tersebut gemar menonton film Hollywood, hal tersebut dijadikan contoh untuk meniru perilaku, sikap yang dilhatnya dalam film tersebut. Kegiatan ini disebut sebagai pencampuran kebudayan atau adopsi budaya aktivitas kebudayaan asing.
Dramatis dalam kegiatan parodi berkaitan dengan masyarakat postmodenisme merupakan pengekpresian oleh perasaan tokoh. Diambil kutipan sebagai berikut.
"Kalau bicara kuasa iblis, mau tidak mau kita harus bicara kuasa Tuhan, sebuah topik yang membuat Dedi kehilangan rasa percaya dirinya. Bertahuntahun, tepatnya setelah Mami meninggal, Dedi berhenti ke gereja. Cuma dua kali setahun: Paskah dan Natal. Lain dengan Watti yang aktif mengikuti persekutuan doa, bahkan sudah bisa menginjili dan mempromosikan kuasa Yesus ke orangorang tak dikenal"
Tokoh Dedi muncul perasaan tidak percaya diri, karena dari kutipan "kuasa iblis" dan "kuasa tuhan" berhubungan dengan kuasa Tuhan dengan adanya Iblis, hal itu merupakan kuasa tuhan.
Adanya keterkaitan pastiche pada film tersebut memberikan sebuah pengetahuan kepada penonton yang berkenaan dengan peristiwa yang sedang terjadi. Diamnil kutipannya sebagai berikut.
"Aku memang tidak pernah merasa punya bakat bisnis, biarpun keluarga kami turunan Tionghoa murni yang konon sudah terdaulat menjadi pedagang semenjak masih di dalam kandungan"
Dari kutipan tersebut Elektra merasa tidak memiliki bakat bisnis, karena Ayangnya keturanan Tionghoa dan dikenal berbakat dalam bisnis. Pastiche adalah mimpi atau angan-angan yang digambarkan seperti teks di atas.Â
Peristiwa dalam film tersebut terdap unsur ironi atau kejadian yang bertentangan dengan adanya harapan yang sudah menjadi suratan takdir. Yang terdapat pada kutipan sebagi berikut.
"Ketika Dedi roboh akibat stroke dan lewat seketika, akulah orang yang paling terpukul. Bagaimana mungkin seseorang yang selamat dari setruman beriburibu volt, orang yang seharusnya paling tahan goncangan dan lonjakan tegangan, serta-merta jatuh karena serangan yang kurang dari tiga puluh detik dan tak kelihatan itu? Aku pun berpikir, listrik macam apa lagi ini. Kalau memang ada jenis lain. Kalau memang ada drakula pengisap nyawa yang paling dahsyat"
Karena setiap orang memahami kematian merupakan suratan takdir yang sudah digariskan kepada manusia. Dengan cara apapun manusia tidak bisa menghindari kematian yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Film Supernova terdapat bentuk camp yang digambarkan melalui sifat atau kegiatan tokoh yang melakukan pengelabuhan identias (penopengan) pada dirinya untuk menciptakan sebuah pencitraan. Kutipan dalam sebuah film, yaitu:
Ketidaknyamanan ini dimulai.
"Hati ini menciut begitu melepas sandal dan memasuki ruangan bergelar-gelar tikar itu. Aku telingat satu video yang pernah diputar. Filmnya Ateng dan Iskak. Ceritanya itu dua tuyul yang tinggal di dalam televisi. Ateng pakai baju putih,
Ishak pakai baju hitam. Namun, tentu keduanya tetap dianggap "hitam" karena mereka sebangsa tuyul. Pada akhir film, riwayat mereka tamat saat siaran azan Magrib berkumandang. Ateng dan Ishak kepanasan dibakar ayat-ayat suci AlQuran, tidak kuat, lalu mati gosong. Kalau tidak salah, televisinya ikut meledak"
Camp yang digambarkan, yaitu bentuk dekorasi bangunan yang dibuat seolah-olah mengikuti bentuk ruangan bangunan lainnya. Satu hal yang mengingatkan penonton, gambaran dekorasi ruangan yang sama, yaitu ruangan yang digelar karpet hitam dan putih, tidak sama dengan gereja pada umumnya yang ada di Indonesia. Camp dilakukan oleh tokoh untuk eksistensi diri sehingga secara tidak langsung terlihat bahwa ada hal yang disembunyikan pada dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H