Banyak hal yang bisa dipelajari dari anak-anak. Berapa banyak kesabaran yang Anda miliki, misalnya. --- FRANKLIN P. JONESÂ
Dalam hiruk-pikuk dunia perfilman, terkadang muncul karya-karya yang lebih dari sekadar hiburan. Salah satu film yang telah menggetarkan hati penonton dengan pesan mendalamnya adalah Taare Zameen Par, karya sutradara dan aktor ternama dari India, Aamir Khan.Â
Terlahir dari tangan kreatif Khan, film ini tidak hanya mengajarkan tentang pentingnya pendidikan, tetapi juga merangkul esensi dari penerimaan, pemahaman, dan peran penting psikologi dalam dunia pendidikan dan parenting.Â
Melalui perjalanan seorang anak yang berjuang dengan hambatan belajar, film ini mengingatkan akan pentingnya peran seorang guru yang empatik dan memahami psikologi siswa, serta urgensi bagi orangtua dalam memberikan pengertian dan dukungan tak terbatas kepada anak-anak mereka.Â
Kali ini, kita telusuri sedikit tentang pesan-pesan yang menginspirasi dari film ini, serta bagaimana film ini menyoroti pentingnya pendekatan psikologis yang bijak, baik bagi para pendidik maupun orangtua, guna membentuk pendidikan yang lebih inklusif, bermakna, dan berdampak positif.Â
Dirilis pada tanggal 21 Desember 2007, Taare Zameen Par adalah sebuah film yang menghantarkan penonton dalam perjalanan penuh emosi di dunia pendidikan. Disutradarai oleh Aamir Khan, yang juga turut berperan sebagai salah satu pemeran utama, film ini tidak hanya berbicara dalam bahasa Hindi, tetapi juga berbicara langsung ke hati penonton dengan cerita yang mengharukan.Â
Ditulis oleh Amole Gupte dan diproduksi oleh Aamir Khan Productions, film ini menampilkan para pemain ternama seperti Darsheel Safary, Tisca Chopra, Vipin Sharma, dan Tanay Chheda. Dengan musik yang menggema dari Shankar--Ehsaan--Loy, Taare Zameen Par memiliki durasi sekitar 164 menit yang penuh makna dan kesan mendalam.Â
Film yang didistribusikan oleh PVR Pictures ini berhasil memukau penonton dengan kisah yang tak terlupakan tentang kepedulian, pemahaman, dan perjalanan seorang anak yang berjuang dengan kesulitan belajar.Â
Sinopsis Taare Zameen ParÂ
Taare Zameen Par adalah sebuah film yang mengajak penonton untuk merenungi pentingnya pemahaman terhadap perbedaan individu dalam belajar dan perkembangan anak. Cerita ini berfokus pada seorang anak bernama Ishaan Awasthi (diperankan oleh Darsheel Safary), seorang anak yang memiliki imajinasi tinggi dan bakat seni yang luar biasa.Â
Namun, di balik keceriaan dan kreativitasnya, Ishaan adalah seorang anak yang mengalami disleksia dan akibatnya, ia kerap kesulitan dalam belajar, terutama dalam membaca dan mengeja. Karena ketidakmampuannya itu, ia mengalami frustrasi dan rendah diri akibat sikap orang dewasa, termasuk guru-gurunya, dan bahkan orangtuanya yang tidak memahami tantangan yang dihadapinya.
Ketidakmengertian ini terutama datang dari orang tuanya. Ayah Ishaan (diperankan oleh Vipin Sharma) memiliki harapan tinggi terhadap putra-putranya dan berusaha mendorongnya untuk tampil baik dalam hal akademis.Â
Namun, tidak seperti sang kakak, Ishaan terus-menerus mendapatkan nilai buruk dan kesulitan dalam tugas-tugas sehari-hari di sekolah. Ibu Ishaan (diperankan oleh Tisca Chopra) meskipun penyayang, juga merasa khawatir dengan perkembangan akademis anaknya.Â
Perasaan Ishaan semakin hancur tatkala ia harus dipindahkan ke sekolah asrama yang membuatnya harus jauh dari keluarganya. Ia dipindahkan karena orangtua, terutama ayahnya merasa sudah tidak mampu lagi mendidik Ishaan dan berharap agar anak bungsunya itu akan berubah di sekolah barunya.Â
Harapan mereka rupanya tidak terwujud karena justru di sekolah barunya itu, Ishaan semakin tertekan akibat ketatnya peraturan sekolah. Selain itu, para guru di sana terus menekan Ishaan agar bisa mengikuti pelajaran di sekolah yang terkenal dengan prestasi-prestasinya itu.Â
Semua berubah ketika seorang guru seni bernama Nikumbh (diperankan oleh Aamir Khan) datang ke sekolah Ishaan. Nikumbh memiliki pendekatan yang berbeda terhadap pendidikan dan dengan cepat melihat potensi unik Ishaan.Â
Dia menyadari bahwa Ishaan menderita disleksia, sebuah gangguan yang menghambat kemampuan membaca dan mengeja. Dengan penuh empati, Nikumbh mengambil peran sebagai mentor pribadi Ishaan.Â
Ia tidak hanya membantu mengembangkan kemampuan seni Ishaan, tetapi juga berupaya keras membantu Ishaan dalam belajar membaca dan menulis.Â
Bagaimana Orangtua Sebaiknya Menyikapi Anak yang 'Berbeda'?Â
Bagian yang penting dari cerita ini adalah transformasi orangtua Ishaan. Setelah bertemu dengan Nikumbh dan menyadari kondisi sebenarnya yang dihadapi oleh Ishaan, orang tua Ishaan mulai menyadari kesalahan mereka.Â
Mereka menyadari bahwa anak mereka tidak malas atau bodoh, tetapi memiliki kesulitan khusus yang perlu dipahami dan ditangani dengan cara yang lebih sensitif.Â
Dalam prosesnya, orangtua Ishaan belajar untuk lebih mendengarkan, memahami, dan memberikan dukungan yang tak tergoyahkan kepada anak mereka.Â
Taare Zameen Par tidak hanya menggarisbawahi pentingnya dukungan dan pengertian dari guru-guru, tetapi juga memperlihatkan betapa pentingnya peran orangtua dalam membantu anak-anak mereka mengatasi kesulitan. Film ini menjadi pengingat bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik, dan penting bagi kita semua untuk melihat di luar penilaian sekilas serta memberikan cinta dan dukungan tanpa syarat kepada anak-anak kita.Â
Dalam film Taare Zameen Par, orangtua idaman ditampilkan sebagai mereka yang memiliki pemahaman yang mendalam terhadap keunikan dan perbedaan anak-anak mereka. Mereka tidak hanya fokus pada pencapaian akademis semata, tetapi juga mampu melihat potensi unik yang dimiliki oleh setiap anak.
Kita dapat mengambil beberapa pelajaran tentang bagaimana sebaiknya orangtua bersikap terhadap anaknya, terutama ketika anak menghadapi kesulitan atau permasalahan dalam kehidupannya.
1. Pemahaman dan EmpatiÂ
Orangtua perlu memiliki pemahaman dan empati terhadap anaknya. Seperti yang terjadi pada awal film, orangtua seharusnya berusaha memahami permasalahan anak daripada mengasumsikan bahwa anak tersebut malas atau tidak mau berusaha.Â
2. Mendengarkan dengan TulusÂ
Penting bagi orangtua untuk mendengarkan anak dengan tulus. Biarkan anak mengungkapkan perasaan dan pikirannya tanpa takut dihakimi atau diabaikan. Mendengarkan secara empati dapat membantu anak merasa didengar dan diterima.Â
3. Dukungan dan KecintaanÂ
Orangtua harus memberikan dukungan dan cinta tanpa syarat kepada anak. Saat anak mengalami kesulitan, seperti yang dialami oleh Ishaan dalam film, dukungan dan cinta dari orangtua dapat menjadi pilar kuat yang membantu anak mengatasi tantangan.Â
4. Lihat Potensi AnakÂ
Alih-alih hanya menilai anak berdasarkan kekurangan atau kesalahan, orangtua seharusnya juga fokus pada potensi anak. Setiap anak memiliki keunikan dan bakatnya sendiri, dan orangtua dapat membantu mengembangkan potensi ini.Â
5. Bersedia Belajar BersamaÂ
Orangtua seharusnya bersedia belajar bersama anak ketika menghadapi permasalahan. Seperti yang dilakukan oleh orangtua Ishaan pada akhir film, mereka mencoba memahami kondisi anak mereka dan mencari solusi bersama.Â
6. Memberikan Ruang untuk EkspresiÂ
Anak perlu merasa nyaman untuk mengungkapkan diri dan mengekspresikan perasaannya. Orangtua dapat menciptakan lingkungan yang aman untuk anak berbicara tentang apa pun yang mengganggu mereka.Â
7. Menghormati dan Menghargai Kepribadian AnakÂ
Orangtua seharusnya menghormati dan menghargai kepribadian unik anak. Anak memiliki kelebihan dan kelemahan, dan orangtua dapat membantu mereka merasa bangga dengan siapa mereka sebenarnya.Â
8. Mendukung Dalam Keberagaman
Anak-anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Orangtua seharusnya mendukung keberagaman ini dan memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi minatnya.Â
9. Memberikan Dorongan PositifÂ
Doronglah anak untuk terus berusaha dan mencoba. Memberikan pujian dan penghargaan atas usaha mereka, terlepas dari hasil akhirnya, dapat membangun rasa percaya diri dan semangat mereka.Â
10. Tidak Membandingkan Dengan LainnyaÂ
Hindari membandingkan anak dengan orang lain, terutama saudara atau teman sebaya. Setiap anak adalah individu yang unik dan memiliki perkembangannya sendiri.Â
Orangtua sebaiknya menjadi pendukung utama bagi anak-anak mereka. Dengan memberikan kasih sayang, pemahaman, dukungan, dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, orangtua dapat membantu anak merasa dicintai, diterima, dan siap menghadapi tantangan kehidupan dengan percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H