Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biar, Aku Pergi Sekarang

16 Mei 2024   17:50 Diperbarui: 16 September 2024   10:28 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukankah kau pernah menyuruh ku mencampur mesiu dan minyak tanah agar ledakannya sempurna.

Itu cukup merusak ketenangan sayang.

Tapi apakah dunia butuh kedamaian sayang?

Lihatlah, letupan warna-warni kembang api bertaburan di langit kelahiran mu.

Meninggalkan asap beracun dan jelaga di tubuhmu.

Dan semua orang ingin perayaan tahun baru setiap hari.

Ledakan, hamburger, daging guling membuat kita lupa pada gua gurba.

Sekarang kita tiba di episode 13.

Sebab aku membaca umur manusia hanya berjumlah 12.

Setelahnya mereka hanya memutar ulang kaset pita di hidupnya.

Beruntunglah anak-anak yang memiliki alat pemutarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun