Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memoar untuk Orang-Orang Partai

15 Maret 2023   02:15 Diperbarui: 15 Maret 2023   23:38 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MEMOAR UNTUK ORANG-ORANG PARTAI

OLEH: FAJARRUDIN

Kata-kata ku pungut dari sembarang mulut comberan orang-orang partai

Ku rangkum jadi ultimatum, lengkap dengan bau busuk serta anyir nanah pada tiap lariknya. 

Orang-orang partai bagiku semua serupa sama

Kadang memuakkan, sesekali menghibur juga

Semua sama tinggi ambisinya

Sama cetek logikanya

Sama nihil nilai-nilainya

Kebijaksanaan macam apa yang akan mereka tawarkan? 

Selain janji yang kian menumpuk dan membusuk di muka mimbar pidatonya. 

Selain undang-undang konyol,  

yang melindungi segenap kepentingan yang meniadakan kepentingan lainnya. 

Selainnya tak ada, 

lebih dari itu adalah sia-sia. 

Seperti badut tolol, kau bujuk kami tertawa 

melewati hari-hari yang nyaris penuh dengan celaka, 

dan upacara kematian orang-orang yang belum dituntaskan hak-hak hidupnya. 

Dengan safari berwarna kau ajak kami memandang tegap warna-warni bendera di sepanjang jalan layang, 

yang di kolongnya pulas tertidur bocah-bocah karena lapar. 

Lalu kau bilang pada kami, bahwa hidup mesti sabar, 

Sungguh makin hari kau semakin tak bernalar.

Bagaimana bisa kami sabar, sedang lapar terasa semakin kurang ajar.

Barangkali kita akan tetap dan terus mengubur mimpi di atas mimpi-mimpi lainnya; dibawah bayang-bayang bendera partai.

Dan barangkali memoar ini jadi pengingat  tentang apa yang  mesti jadi keharusan,

dan apa yang harus dimestikan. 

Slipi, 15 maret 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun