Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

KRL Vs Penggunanya, Tentu Kita Kalah Telak

23 Januari 2022   16:40 Diperbarui: 25 Januari 2022   12:38 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiket KA Lokal Rangkas (Dokumentasi pribadi)

Tiket KA Lokal Rangkas (Dokumentasi pribadi)
Tiket KA Lokal Rangkas (Dokumentasi pribadi)

Masalah keselamatan trasnportasi juga termasuk yang paling aman ketimbang moda trasportasi lain. Anjlok dan litrik yang mati adalah musuh utama apalagi kalau lagi banjir. Tapi bayangkan jika seperti beberapa tahun lalu saat MRT kelistrikannya gangguan dan masih di bawah tanah? Kan lelah ya jalannya. 

Jika KRL berheti kita masih bisa loncat ke daratan, maksudnya keluar gerbong masih berpapasan dengan tanah dan dapat segera cari alternatif lain. Pengalaman KRL anjlok soalnya dan rasanya savage sekali.

Keamanan di dalam gerbong kereta dengan di dalamnya dengan sejumlah personil PKD, ada gerbon khusus perempuan di tiap ujung ujung kepala kereta sudah lumayan baik menurut saya. Hanya perlu hati-hati saat simpan barang dan tas berharga.

Ingat pesan Bang Napi Waspadalah waspadalah. Selain itu saya pernah ketinggalan helm di salah satu gerbong dan akhirnya ada yang mengamankan dan bertemu lagi. Terima kasih orang-orang baik. 

Kejadian lucu juga saya pernah pingsang di kereta. Hahahahaha kapan kapan saya akan menuliskan ceriat kok bisa pingsan di kereta jadi cerpen saja sepertinya menarik.

Sejalan dengan itu rasanya pengguna KRL akan maklum, ditambah lagi dengan penghapusan duduk berjarak yang saat kemarin jadi masalah besar, di mana kereta penuh masih berdiri berdempetan tapi duduk di beri jarak, kan sami mawoan ya?

Rerata pengguna KRL adalah pekerja urban yang pandai hitung-hitungan. Jika tarif naik, maka mungkin ada pengeluaran yang dipangkas. Seperti misalnya dua pilihan: kost di Jakarta dan mencicil rumah, atau ngontrak di kota Jakarta include naik KRL walau naik tarif dasarnya jadi Rp 5.000.

Menurut saya masih bijak pilihan kedua. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun